Gelaran Saptonan Berlangsung Semarak

Gelaran Saptonan Berlangsung Semarak

KUNINGAN- Kekayaan budaya Kabupaten Kuningan memang berlimpah. Budaya Saptonan dan Panahan tradisional salah satunya. Budaya warisan kerajaan Kajene (Kuningan) ini, secara rutin digelar Pemkab dalam rangka menyambut hari jadi Kabupaten Kuningan seperti untuk tahun ini yang ke-512. Selasa (3/8), kedua pagelaran tersebut dilaksanakan secara bersamaan, di Lapang Bola Desa/Kecamatan Kalimanggis. Saptonan berlangsung meriah, karena diikuti oleh Kademangan Cinangci (Desa Cihideung Hilir), Kademangan Naggela (Cihideung Girang), Kademangan Kosambi (Desa Kertawinangun, Datar, Bunder), Kademangan Jatikesik (Desa Legok, Cikeusik, dan Jatimulya), Kademangan Kalipancur (Desa Kalimanggis Wetan, Kalimanggis Kulon, dan Cipancur), Kademangan Kertawangunraya (Desa Kertawana, Wanasaraya, dan Desa Partawinangun). Suasana layaknya sebuah kegiatan kerajaan. Bertindak sebagai raja Bupati H Aang Hamid Suganda S.Sos, Wabup Drs H Momon Rochmana MM sebagai patih, para asda menjadi adipati, para camat menjadi tumenggung, para kepala desa jadi demang, beserta ratusan prajurit yang berasal dari staf kecamatan dan desa. Adapula gundal adalah para juru pelihara kuda. Disamping menyaksikan kekompakan prajurit dan keberkahan hasil bumi rakyatnya, mereka juga melihat atraksi kesenian yang ditunjukan prajurit Kademangan. ”Secara etimologi dan historis, saptonan adalah acara rutin setiap pascakegiatan upeti (siding, red) yang dilaksanakan di sekitar Kerajaan Kajene (Kuningan,red). Kegiatan ini mengandung makna yang dalam. Seperti heroisme dan patriotisme dalam bela negara, juga kebersamaan antara pemerintah dan rakyatnya,” jelas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, Nana Sugiana MSi, di lokasi acara. Begitu juga panahan tradisional. Dijelaskan dia, panahan merupakan warisan leluhur Kerajaan Kuningan yang digetoktularkan kepada rakyatnya agar mampu menggunakan Gondewa sebagai sarana bela diri. Ini mengandung makna pendidikan atau ajaran untuk berkonsentrasi, menahan emosi, disertai jiwa yang tenang sehingga dengan tepat meraih kesuksesan. ”Selain itu, panahan merupakan sarana mengasah keterampilan menggunakan Gondewa ketika menghadapi gangguan yang merongrong rakyat Kuningan di masa lalu. Dalam perkembangannya, panahan kini menjadi salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan baik di tingkat lokal, regional, nasional sampai internasional,” beber Nana. Terpisah, Bupati Kuningan H Aang Hamid Suganda merasa sangat bangga terhadap budaya saptonan ini. Dijelaskan, saptonan merupakan tradisi tahunan menjelang perayaan hari jadi Kuningan. Turut hadir pada acara tersebut, Wakil Ketua DPRD Toto Suharto, Ketua Pengadilan Negeri Tafsir Sembiring SH MH, Wakapolres Kompol Rizal Martono SIK, Kasdim Mayor Koswara, dan Ketua Tim Penggerak PKK Hj Utje Ch Suganda. (tat)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: