Penentuan Pengurus Misterius
Tiga Kader DPC PDIP Tersingkir, Diduga Ada Intervensi KUNINGAN – Nuzul Rachdy SE yang tersingkir dari kepengurusan DPC PDIP yang baru, diduga mendapat intervensi dari pihak lain di luar ketua terpilih. Pihak lain yang tidak disebutkan identitasnya itu tidak menghendaki masuknya Tresnadi, Enang Nurdin dan Nuzul Rachdy dalam kepengurusan baru. “Saya baru tahu bahwa pemicu terjadinya kericuhan dalam konfercab adalah pihak lain di luar ketua terpilih yang menghendaki saya, Tresnadi dan Enang Nurdin tidak boleh menjadi pengurus DPC,” ungkap Zul, sapaan Nuzul Rachdy, kepada Radar usai rapat Fraksi Restorasi PDIP, kemarin (16/3). Orang yang sama, lanjutnya, juga yang menginstruksikan utusan konfercab keluar dari arena setelah tahu Tresnadi tetap menjadi sekretaris DPC. Namun terlepas dari itu semua, pihaknya mengajak untuk menyudahi dan menerima hasil konfercab dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada. “Saya pun, yang tidak menjadi apa-apa dalam kepengurusan tidak mempersoalkan proses konsolidasi yang sudah dilaksanakan,” tandasnya. Bagi Zul, berjuang untuk partai dan rakyat tidak mesti menjadi ketua atau pengurus DPC saja. Dimanapun, sambungnya, bisa melakukan pengabdian kepada partai. Terlebih, saat ini dirinya masih menjadi anggota dewan. Dari lembaga legislatif inilah dia akan berjuang untuk partai dan rakyat Kuningan. “Konfercab itu kan forum tertinggi di daerah. Menurut saya tidak usah terlalu diributkan, tinggal kita dorong DPC baru untuk melakukan perubahan dan perbaiki kondisi yang ada,” harapnya. Menurut Zul, kepengurusan DPC hasil konfercab sudah sah karena sudah dilaksanakan pelantikan. Adapun pelantikan tidak disaksikan para pengurus PAC, itu karena dia menduga ada yang menyuruh mereka keluar arena. “Kabupaten lain juga tidak semua dihadiri PAC kok. Bedanya, PDIP dengan partai lain kan setelah konfercab langsung pelantikan. Lengkap atau tidaknya, saya kira itu teknis. Yang jelas sudah ada pelantikan, berarti sah. Sahnya konfercab itu kan mengacu pada AD/ART yang dihadiri utusan sebanyak 32 PAC dan dipimpin DPP atau DPD yang diberi mandat. Kemudian dilakukan proses pemilihan dan rapat formatur, sudah selesai,” bebernya. Untuk itu, tidak perlu mengundang kembali para PAC seperti yang disuarakan Nana Nurhaya dari PAC Cipicung. Sebab, agenda konfercab sudah jelas tahapannya sampai pelantikan. Yang justru harus dicari tahu itu, menurut Zul, siapa yang menyuruh para PAC keluar dari arena konfercab. “Katanya nyuruh keluar arena, tapi setelah itu dipersoalkan ketidakhadiran. Jadi harus konsisten lah,” sindir politisi asal Manis Kidul, Kecamatan Jalaksana itu yang entah ditujukan kepada siapa. Kepada para PAC pun, dia mengimbau untuk menyampaikan isu persoalan secara konsisten. Pada saat konfercab, kata Zul, mereka mempersoalkan Enang Nurdin yang direkomendasi DPP lolos tiga besar. Namun belakangan justru mereka mempersoalkan kenapa Enang Nurdin tidak dimasukkan pengurus DPC. “Yang saya dengar, selain mengevaluasi empat personil pengurus baru yang belum ber-KTA, juga memperjuangkan Enang Nurdin jadi pengurus DPC. Saya jadi heran, padahal awalnya kan Enang Nurdin yang paling dipersoalkan kenapa sampai lolos rekomendasi,” kata Zul. Tidak masuknya dia dalam kepengurusan, Zul kembali menandaskan tidak mempersoalkannya. “Kemungkinan saya dianggap bahaya laten oleh mereka yang tidak menghendaki untuk dimasukkan kepengurusan,” duganya. Sementara itu, Sekretaris PAC PDIP Jalaksana, Udin Komarudin sempat dipintai tanggapannya terkait dinamika yang terjadi di tubuh partainya. “Pertama, saya ucapkan selamat atas terpilihnya Pak Rana Suparman sebagai ketua DPC, dan saya juga ucapkan rasa hormat kepada Pak Nuzul Rachdy karena beliau lah regenerasi Kuningan bisa terjadi,” ucapnya. Terkait kepemimpinan DPC yang baru beberapa hari terbentuk, Udin mengaku belum bisa menyimpulkan. Namun, seandainya rencana program ketua DPC dilaksanakan sesuai apa yang dibicarakan, maka re-organisasi akan terjadi pula untuk Kuningan. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: