Kisruh Moncong Putih Game Over

Kisruh Moncong Putih Game Over

”Pak Acep Bos Besar, Pak Rana Bos Kecil” KUNINGAN – Perseturuan di tubuh internal DPC PDIP Kuningan pasca konfercab, Senin (9/3) lalu, sepertinya berakhir. Ini menyusul digelarnya pertemuan seluruh pengurus PAC PDIP se-Kuningan di RM Ampera Bandorasa-Cilimus, kemarin (17/3). Pertemuan tersebut dihadiri Ketua DPC PDIP Demisioner, H Acep Purnama MH dan juga Ketua DPC PDIP yang baru, Rana Suparman SSos. Pantauan Radar, sejak pukul 14.30 para kader partai berlambang kepala banteng moncong putih itu sudah berkumpul di RM Ampera. Pertemuan antara mereka tidak memperlihatkan ketegangan, justru terkesan akrab dalam suasana kekeluargaan. Satu persatu menyuarakan pandangan, termasuk Nana Nurhaya, Acep Purnama dan Rana Suparman. “Saya menyebut Pak Acep ini sebagai bos besar, sedangkan saya bos kecil. Di antara kami berdua, ada big bos,” kata Rana dalam beberapa penggal kalimat sambutannya dengan gaya khas gurau. Selang beberapa puluh menit kemudian, disepakati untuk menggelar rapat tertutup yang diikuti ketua dan anggota formatur pada saat konfercab. Di antaranya Ketua PAC Pasawahan Burhanudin, Ketua PAC Cimahi Purwadi dan Ketua PAC Hantara Sukirman dan Ketua DPC Rana Suparman selaku ketua formatur. Tidak sampai satu jam, sekitar pukul 16.00 rapat tertutup berakhir. Rana Suparman membacakan hasil kesepakatan formatur yang didengarkan oleh seluruh PAC. Beberapa di antaranya, formatur sepakat untuk mengusulkan pergantian dua nama kepengurusan ke DPP. Yaitu Uha Juhana dan Meli Puspita yang menjabat wakil sekretaris DPC, diusulkan untuk digantikan oleh Toto Tohari dan Enang Nurdin. “Kita hanya mengusulkan, kewenangannya tetap ada di DPP,” tegas Rana. Disambut oleh Acep, apa yang menjadi keputusan DPP harus diterima. “Maka selesai persoalan. Jangan lagi ada salah sangka, mari kita jaga kekompakan. Jangan mau diobok-obok karena membangun partai ini tidak mudah,” tandas politisi yang kini menjabat wabup itu. Selepas itu, Rana dan Acep berjabat tangan. Rana juga disalami para ketua PAC se-Kuningan seraya mengucapkan selamat. Terlontar ucapan dari mereka, di tubuh PDIP kini sudah terjadi islah. Di halaman RM Ampera, mereka pun foto bersama. “Antara saya sebagai bos kecil dengan Pak Acep sebagai bos besar, pada prinsipnya nggak ada apa-apa. Hanya ada beberapa persoalan yang perlu di-match-kan antara kami,” ujar Rana selepas foto bareng, yang disambut riuh tawa para PAC, kala diwawancara awak media. Ditegaskannya, tidak ada persoalan pelanggaran partai, namun hanya sebuah dinamika. “Ini hanya dinamika, beginilah PDIP. Kalau tidak begini ya bukan PDIP. Di sinilah seninya PDIP,” tandas politisi yang kini menjabat ketua DPRD itu. Dia melanjutkan, di tubuh PDIP, jika ada sesuatu yang diang­gap rancu, secara bersa­ma-sama untuk melu­ruskan antara pihak yang meng­klarifikasi dan yang dikla­rifikasi. Ketika sudah clear, sam­bungnya, semua mengerti untuk menganggapnya selesai. “Jadi, sekencang apapun dinamikanya, ketika sudah saatnya kembali ke partai, kayak sekarang ini, ya kita harus kembali. Kami yakinkan publik bahwa kami bersatu bersama-sama mengusung idiologi partai dalam mewujudkan cita-cita Bung Karno dan memenangkan pemilu yang akan datang,” teriak Rana disambut para PAC. Dia juga mengatakan, dinamika tersebut merupakan embrio kekuatan besar bahwa PDIP akan kembali ke tengah-tengah masyarakat dalam mewujudkan cita-cita para pendirinya. Untuk pergantian nama pengurus, Rana menjelaskan, pihaknya hanya sekadar meng­usulkan ke DPP. Semuanya akan tunduk dan taat ketika ke­pu­tusan DPP sudah di­ke­luarkan. Baginya, itu adalah sebuah pandangan dari sebuah perbedaan. Se­mentara perbedaan itu adalah rahmat.  “Dari sini kita bisa meng­iden­tifikasi bahwa PDIP tetap menjaga nilai-nilai demokrasi,” tandasnya. Menyambung ungkapan Rana, Acep Purnama menegaskan penyempurnaan kepengurusan disepakati untuk diserahkan kepada DPP. Apapun yang diputuskan, kata dia, semua harus menerimanya. “Tidak boleh ada yang protes,” tegas dia. Pihaknya bersyukur sore itu segala persoalan yang terjadi di tubuh PDIP sudah selesai. Bertempat di RM Ampera, lanjutnya, semua sepakat untuk mengemban amanat penderitaan rakyat. “Semoga kita bisa berjiwa besar,” harapnya. Kepada kepengurusan baru, Acep mengeluarkan harapan agar bisa menempatkan partai di tempat terhormat. Dia juga berharap, para kader PDIP bisa menjadi insan yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Disinggung kembali soal keputusan DPP yang hendak dikeluarkan kelak, Acep menjamin tidak akan ada reaksi. Sebab dari pertemuan tersebut, semua merasa ter­puaskan. “Kita tunjukkan bah­wa mayoritas PDIP susah digoyang oleh siapapun juga,” tandas Acep. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: