Gaya Hidup Tak Ingin Lukai Binatang

Gaya Hidup Tak Ingin Lukai Binatang

\"\"Veganisme Faktor kesehatan dan pemanasan global menjadi alasan keluarga Widagdo menjadi keluarga vegan. Selain itu, faktor tak ingin melukai hewan atau veganisme, juga membuat keluarga ini tidak makan daging. SEMUA bermula sejak tahun 2001. Inisiatif menjadi vegan dicetuskan oleh sang bunda, Nirmalawati Suhanura (47). Karena memang tidak terlalu menyukai daging, Nirmala perlahan mengubah menu masakan menjadi serba sayuran. “Menjadi vegan ini inisatif dari saya. Awalnya hanya vegetarian saja. Karena kami masih mengonsumsi telur atau susu. Tapi lama kelamaan, akhirnya bisa menjadi vegan. Sekarang pun kalau minum susu, susu kedelai,” jelasnya saat ditemui di rumahnya, kemarin. Sang suami, Tiono Widagdo juga mengikuti jejak istri menjadi seorang vegan. Hal yang mendasari keluarga Widagdo untuk menjadi seorang vegan adalah faktor kesehatan dan pemanasan global. Nirmala menjelaskan, menjadi seorang vegan dan vegetarian banyak manfaatnya. Di samping jauh dari penyakit, dengan tidak memakan daging juga menghambat proses pemanasan global. “Kami malah lebih sehat sejak menjadi vegan. Dengan menjadi vegan, kita juga membantu menghambat proses pemanasan global, karena mengurangi emisi metana dari peternakan hewan,” jelasnya. Nirmala menjelaskan, saat ini, banyak ayam yang disuntik hormon. Hal itu membuat kualitas daging tidak baik, dan membahayakan kesehatan. Selain itu, penggunaan pengawet pada makanan, khususnya jenis daging juga membuat Nirmala dan keluarga semakin mantap untuk menjadi vegan. “Di luar banyak daging-daging yang disuntik hormone, sehingga kualitas daging pun kurang bagus untuk kesehatan,” terangnya. Proses untuk mengajak sekeluarga menjadi seorang vegan tentu bukan hal mudah. Karena itu Nirmala tidak memaksa anak-anaknya untuk ikut menjadi vegan. Baginya, menjadi seorang vegan harus didasari oleh niat dan ketulusan. “Saya kasih tahu ke anak-anak tentang proses pemotongan binatang. Setelah itu, akhirnya anak-anak jadi nggak tega untuk makan daging. Saya juga mengajarkan bahwa kita tetap bisa hidup tanpa melukai binatang,” kata ibu empat anak ini. Memilih untuk menjadi seorang vegan bukan berarti tanpa hambatan, anak ketiga keluarga Widagdo, Tania Alexandra Widagdo (14) sempat kesulitan menahan hasrat untuk makan daging. Terlebih saat dirinya sedang jalan atau keluar bersama teman-temannya. “Awalnya memang susah, saat jalan sama teman, dan mereka makan daging, ya mau saja. Tapi karena sudah diniatin jadi vegan, ya akhirnya bisa. Dan sekarang sudah terbiasa,” jelas siswi SMPK 1 BPK Penabur ini. Hal sama dialami oleh Henry Andreas Widagdo (17). Pelajar SMAK 1 BPK Penabur ini juga sempat kesulitan mencari makan untuk vegan bila sedang bersama teman-teman. “Kalau kayak waktu itu lomba di luar kota, dan teman-teman yang lain pesan nasi goreng, paling saya pesannya nasi goreng sayur. Nggak pakai telur sama daging,” ucap anak kedua ini. Selain itu, kesulitan lain yang dirasakan adalah mencari  makanan khusus untuk vegan. Melissa Theodora Widagdo (19), putri pertama dari keluarga Widagdo mengaku untuk kota Cirebon sendiri, restoran vegetarian itu sedikit. “Kebetulan kami juga jarang makan di luar. Kalau di kota-kota besar, itu restoran untuk vegetarian udah banyak. Di Aussie (Australia) juga cari restoran untuk vegan itu sudah gampang, karena orang sana, sadar bahwa menjadi vegan itu adalah sesuatu yang baik,” tutur mahasiswi Curtin University, Perth, Australia ini. Tidak hanya kepada ketiga anaknya, Nirmala juga menerapkan pola vegan pada anaknya yang paling kecil, Kevin Adrian Widagdo (10). Sejak masih kecil, Kevin memang sudah dibiasakan untuk menjadi seorang vegan. HEWAN KESAYANGAN IKUT VEGAN Pola hidup tidak makan daging ini juga diterapkan pada kesebelas anjing yang dipelihara oleh keluarga Widagdo. Berbeda dengan anjing lainnya yang terbiasa makan daging, anjing milik keluarga Widagdo lebih menyukai nasi, tempe, dan wortel. “Pertamanya memang suka makan daging, tapi kok malah sering sakit. Pas kita ganti menu makannya sama tempe rebus, nasi, atau wortel, malah jadi lebih sehat. Sekarang malah kalau ada orang yang bawa daging, anjing milik kita biasa saja, nggak ngejar. Tapi kalau ada yang bawa tempe atau sayur lainnya, malah ngejar,” jelas Henry Andreas Widagdo. Di akhir perbincangan, Nirmala berpesan pada masyarakat Cirebon bahwa menjadi seorang vegan sangat bermanfaat. “Selain jauh dari penyakit, dunia pun lebih aman,” tutupnya. (ida ayu komang)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: