Longsor Ancam 40,9 Juta Orang
JAKARTA- Insiden longsor di Kampung Cimerak, Sukabumi, kembali menyadarkan banyaknya masyarakat yang terancam bencana tersebut. Parahnya, sekitar 17,2 persen dari total populasi nasional terancam menjadi korban bencana longsor. Karena itu, pemerintah terus mengimbau pemerintah daerah mempertimbangkan hal tersebut sebagai dasar pengembangan wilayah permukiman. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, terdapat 40,9 juta jiwa yang terancam langsung bahaya longsor tingkat sedang atau tinggi di Indonesia. Parahnya, beberapa bagian populasi tersebut ada dalam kelompok dengan mobilitas rendah. “Dari total jumlah tersebut ada 4,28 juta balita, 323 ribu disabilitas, dan 3,2 juta lansia,” ungkapnya di Jakarta kemarin (30/3). Dia menambahkan, sebagian besar masyarakat di wilayah rawan pun tak punya program mitigasi bencana yang baik. Sehingga risiko korban luka, kehilangan nyawa, atau harta setiap musim penghujan longsor masih mengancam. “Tahun lalu, longsor menjadi bencana yang paling banyak menimbulkan korban. Sekitar 408 jiwa tewas, 79,3 ribu jiwa mengungsi, dan 5,8 ribu rumah rusak,” imbuhnya. Wilayah rawan longsor, lanjut dia, sebenarnya sudah dipetakan oleh BNPB. Saat ini, Pulau Jawa merupakan wilayah dengan potensi longsor tertinggi. Pada periode 2005-2014, terdapat 14 kota atau kabupaten yang paling banyak menderita bencana itu. Misalnya, Kabupaten Wonogiri, Bogor, Wonosobo, Bandung, Garut, hingga Banyumas. “Kemudian masih ada Semarang, Sukabumi, Cilacap, Cianjur, Temanggung, Ponorogo, Kebumen, dan Purbalingga,” tambahnya. Dia menjelaskan, semua data peta tersebut sudah didistribusikan ke seluruh Pemda. Peta risiko bencana longsor tersebut sudah memuat peta bahaya, kerentanan dan kapasitas. “Sayangnya, peta tersebut sebagian besar belum menjadi dasar dalam penyusunan dan implementasi rencana tata ruang wilayah pemda,” ucapnya. Sementara itu, 12 korban tewas akibat longsor di kampung Cimerak, Sukabumi, sudah dievakuasi seluruhnya. Karena itu, kemarin tim SAR gabungan, TNI-Polri dan relawan, menghentikan pencarian korban. Namun, jika ada masyarakat yang melaporkan kehilangan anggota keluarga, tim SAR akan kembali melakukan evakuasi. Sementara ratusan korban selamat, kini masih mengungsi ke tempat aman. (bil/end)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: