Pasca Banjir, Ratusan Rumah Rusak

Pasca Banjir, Ratusan Rumah Rusak

Warga Desa Pilangsari Berharap Ada Bantuan Pemerintah JATIBARANG- Pasca banjir yang melanda Kecamatan Jati­barang, sedikitnya 100 ru­mah penduduk di Desa Pilang­sari mengalami kerusa­kan karena derasnya arus Sungai Cimanuk yang membuat tanggul jebol. Data yang dihimpun Radar, 100 rumah warga yang rusak mayoritas berada dekat dengan tanggul. Empat rumah roboh, 20 rusak parah, 74 mengalami rusak sedang dan sisanya rusak ringan. Warga yang rumahnya roboh untuk sementara tinggal menumpang di tetangga atau kerabatnya. “Akibat banjir kemarin, seba­gian warga yang ru­mah­nya sampai roboh me­re­ka tinggal dikontrakan dan ada juga numpang di tetang­ganya maupun tinggal dengan saudaranya. Bahkan ada yang sampai tembok ruang tengahnya jebol,” ujar warga Blok Cilengkong Desa Pilangsari, Tasikin (30), kepada Radar, Selasa (31/3). Tasikin menuturkan, terka­dang dirinya harus selalu waspada bila ada binatang masuk ke rumah. Tembok samping ruang tamunya roboh dan bila malam udara cukup dingin karena angin masuk ke dalam rumah. “Kadang takut juga kalau yang masuk binatang berbisa atau binatang buas,” ucapnya. Hal senada yang diung­kapkan, Sutaryanto (50) war­ga Desa Pilangsari. Diungkap­kannya, warga yang rumahnya rusak sangat membutuhkan bantuan perbaikan. Kerusakan rumah bila dibiarkan justru berbahaya karena semakin hari bertambah parah. “Kami sangat membutuhkan bantuan utuk memperbaiki rumah kami yang hancur atau rusak, sebab kami sudah tidak punya apa-apa lagi. Semua harta benda kami hanyut terbawa banjir. Kalau dibiarkan saja, khawatir rumah kami malah ambruk,” bebernya. Kuwu Desa Pilangsari, Budiman menambahkan, pe­merintah desa sudah mendata semua warga yang rumahnya roboh ataupun rusak. Dirinya sudah berupaya semaksimal mungkin agar rumah warga yang rusak dapat dibantu oleh pemerintah daerah dan sudah diajukan. “Kami dan Dinas Cipta Karya sudah mensurvei rumah warga yang rusak dan sudah diajukan ke pemerintah daerah. Sekarang tinggal menunggu realisasinya saja,” bebernya. Sementara di Blok Karang­anyar Desa Jatibarang, warga masih khawatir terjadi banjir karena kondisi tanggul yang sangat labil. Bahkan, tanggul kerap kali longsor saat Sungai Cimanuk meluap. Pantauan Radar di tanggul Sungai Cimanuk di Blok Karanganyar, Senin (30/3), sedikitnya ada tiga titik tanggul yang sewaktu-waktu bisa jebol. Di tiga lokasi itu sudah tidak ada tanah yang membatasi antara aliran air kali Cimanuk dengan tanggul. “Di desa ini ada tiga titik tanggul dalam kondisi yang sangat membahayakan pen­duduk di sekitarnya. Karena tanah yang membatasi tanggul dengan aliran air sudah longsor,” ujar Kuwu Desa Jatibarang, H Nartawan, kepada Radar. Bahkan, kata dia, saking derasnya bronjong yang diba­ngun November 2014 saat ini sudah ambles dan di beberapa bagian tertimbun tanah. Dengan kondisi tanggul saat ini, tentu sangat membahayakan penduduk Desa Jatibarang. “Penduduk kami ketakutan sewaktu-waktu tanggul jebol dan longsor. Banyak rumah penduduk yang jaraknya cuma beberapa meter saja dari tanggul. Kalau tanggul longsor, rumah warga pastinya ikut terbawa longsor,” bebernya. Dirinya berharap peme­rintah daerah memper­hati­kan kondisi ini dan segera mem­perbaiki tanggul secara permanen. Pembronjongan yang dilakukan baru-baru ini sifatnya semen­tara dan ke­kuatannya tidak terjamin. (oni)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: