Jamin Tak Ada Kebocoran Soal

Jamin Tak Ada Kebocoran Soal

UN, 16 Sekolah Swasta Gabung ke Sekolah Lain CIREBON - Dinas Pendidikan Kota Cirebon menjamin tidak akan ada kebocoran soal dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN). Sebab, naskah UN dijaga ketat pihak kepolisian. Tidak hanya itu, Disdik memastikan tidak akan mempermasalahkan serta melarang pelajar yang bermasalah dalam administrasi untuk mengikuti UN. Kepala Bidang Pendidikan Menengah (Kabid Dikmen), Dra Sri Wahyuning Hadi MSi meminta para siswa untuk tidak mudah terpancing dengan iming-iming kunci jawaban UN. Sebab, kunci jawaban tersebut belum tentu kebenarannya. “Lebih baik percaya diri dengan kemampuan yang dimiliki. Jangan sampai percaya bocoran kunci jawaban, justru jawaban banyak yang salah. Tentu ini merugikan diri sendiri,” ujar Sri kepada Radar, Jumat (10/4). Dalam pelaksanaan UN, siswa dilarang membawa ponsel, karena dapat mengganggu konsentrasi saat pengisian UN. Kemudian, siswa siswi kelas XII yang hendak melaksanakan UN pada Senin (13/4) mendatang, diharapkan tidak menggunakan kendaraan roda dua. Karena dikhawatirkan, akan terjadi apa-apa di jalan. “Kami sudah mengimbau jauh-jauh hari sebelumnya kepada siswa-siswi kelas XII agar tidak menggunakan kendaraan roda dua,” terangnya. Dia mengungkapkan, ada beberapa sekolah yang mengikuti ujian, marger dengan sekolah lain, karena siswa kelas XII di sekolah tersebut di bawah 20 orang. Seperti SMA Cokroaminoto dan SMA Syarif Hidayatullah pelaksanaan UN-nya ikut ke SMAN 6 Cirebon, SMA Sekar Kemuning, SMK Geeta School dan SMA Terang Bangsa ikut SMAN 4 Cirebon, SMA Advent ikut SMAN 8, SMA Nurussidiq ikut SMA Al Azhar, SMA Widya Utama ikut ke SMAN 7. Sementara untuk SMK yang pelaksanaan UN digabung dengan sekolah lain adalah, SMK Pakungwati ikut SMKN 2, SMK Teknik Perkapalan gabung ke SMK Nasional, SMK NU, SMK Kartika, SMK Al Istiqomah, SMK Rise dan SMK Cendekia gabung ke SMKN 1, SMK Telekomunikasi Budi Arti gabung ke SMK Budi Arti. “Sekolah-sekolah yang tadi disebutkan itu adalah yang siswanya kurang dari 20 orang,” paparnya. Untuk cadangan soal UN, tambah Sri, di masing-masing ruangan pelaksanaan UN sudah dipersiapkan. Sehingga kekurangan soal sudah bisa diantisipasi. “Mengenai kerusakan soal UN kita belum mengetahuinya. Sebab, naskah UN masih tersegel. Rusaknya naskah UN bisa diketahui saat soal dibagikan ke siswa-siswi,” ucapnya. TIDAK JADI PENENTU KELULUSAN Untuk informasi, sejak tahun 2015 ini, hasil Ujian Nasional (UN) tidak lagi menjadi penentu kelulusan siswa sekolah. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 5 tahun 2015 tentang Kriteria Lulusan Peserta Didik, menyatakan nilai hasil UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan peserta didik. Namun, mengikuti UN wajib bagi peserta didik. Meskipun demikian, persiapan UN dilakukan sejak September 2014. “Kami mempersiapkan siswa dalam menghadapi UN sejak September tahun lalu,” ujar Kepala SMAN 2 Kota Cirebon Dr H Suroso MPd kepada Radar, Jumat (10/4). Persiapan tersebut, kata Suroso, diwujudkan dalam bentuk waktu belajar tambahan atau lazim disebut pengayaan. Tidak hanya itu, uji coba atau try out dilakukan untuk mengetahui sejauh mana siswa SMAN 2 mampu menghadapi UN. Meskipun semua upaya telah dilakukan, Suroso sadar, semua hasil kembali kepada daya juang siswa sendiri. “Sekolah hanya membantu semaksimal mungkin. Semua kembali kepada anak-anak. Karena mereka yang menjalani UN,” ujarnya. SMAN 2 Kota Cirebon tidak menggunakan UN sistem komputerisasi. UN tahun 2015 menerapkan sistem manual. Suroso berharap 360 siswa sekolahnya yang akan mengi­kuti UN pada Senin-Rabu (13-15/4), mampu lulus dengan prestasi. “Tidak hanya sekadar lulus. Nilai UN harus tinggi. Itu menjadi motivasi yang kami tanamkan kepada mereka,” tukasnya. Selama ini, sekolah yang terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo itu selalu men­jadi rujukan kualitas seko­lah negeri di Kota Cirebon. Prestasi membanggakan mereka dipertaruhkan saat UN. Kepala SMAN 7 Kota Cirebon, Nendi SPd MM mengatakan, persiapan UN sudah dilakukan. “Besok hari tenang (hari ini, Sabtu 11 April 2015). Semoga para siswa kelas XII mampu menjalankan UN dengan baik dan lulus,” harapnya. Untuk memaksimalkan upaya menghadapi UN, SMAN 7 mewajibkan siswa kelas XII masuk kelas pukul 06.00 dan pulang pukul 16.00. Hal ini berlangsung sejak Oktober 2014 lalu. Tidak hanya itu, SMAN 7 menggelar try out soal UN hingga empat kali. Hasilnya, nilai siswa selalu meningkat. Nendi berharap, pada UN nyata nanti, para siswa terus meningkatkan nilai agar lulus dengan membanggakan. Tidak hanya itu, lanjutnya, upaya lain dilakukan dengan doa bersama dalam bentuk istigosah. Nendi yakin, 387 siswa SMAN 7 yang mengikuti UN awal pekan depan, mampu secara mental dan materi. Tidak hanya siswa SMAN 7, sekolah yang terletak di Jalan Perjuangan Kesambi itu ikut menjadi tempat UN bagi SMA Widya Utama dengan dua ruangan kelas, untuk jurusan IPA dan IPS. Peningkatan pelayanan dan kualitas SMAN 7, ditunjang dengan pembangunan fisik yang terus dilakukan. “Sampai sekarang masih ada pembangunan. Semoga tidak mengganggu kenyamanan siswa dalam mengerjakan UN,” harapnya. Hal senada disampaikan Kepala SMAN 8 Kota Cirebon Dra Hj Rini Mulyanti MM. Dia mengaku, segala persiapan sudah dilakukan. Tidak hanya memberikan uji coba UN dan doa bersama, pengayaan diterapkan dan diikuti dengan baik oleh seluruh siswa. Tidak hanya itu, Rini terus memberikan motivasi kepada 206 siswa kelas XII yang mengikuti UN. Jumlah tersebut, terdiri dari 78 jurusan IPS dan 128 jurusan IPA. “Semoga lulus semua,” ucapnya. (sam/ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: