Pusing Program, Biaya, juga Kontrak

Pusing Program, Biaya, juga Kontrak

SURABAYA - Dihentikan kompetisi Liga Indonesia musim 2015 oleh PSSI ketika baru berjalan sepekan benar-benar membuat pusing klub. Apalagi, batas waktunya juga tidak ditentukan. Mereka tidak hanya ketar-ketir tentang program latihan. Tapi, juga dipusingkan terkait pembengkakan biaya operasional dan kontrak pemain. Tentang program latihan, para pelatih jelas harus memutar otak kembali untuk menjaga kondisi pemainnya. Padahal, saat ini programnya sudah masuk periodesasi kompetisi. Dengan terhentinya kompetisi tanpa batas waktu yang jelas, setiap pelatih jelas bingung menyusun program latihannya. Mau memulai dari awal atau tetap bertahan di masa kompetisi. Kalau memulai dari awal, kondisi para pemainnya kini berada di titik tempur. Sedang, kalau dipertahankan dalam periodesasi kompetisi, mereka tidak bertanding sama sekali. Karena itu, sebagian memilih meliburkan latihan. Seperti yang dipilih Persela Lamongan dan Gresik United. Bahkan Gresik United libur sampai 20 hari. Tapi, ada yang memilih tetap berlatih. Diantaranya Barito Putera dan Persiba Balikpapan. \"Kami memang belum mendapat kepastikan kapan (kompetisi) mulai lagi. Tapi, karena hasil awal kami minor, kami memutuskan tetap berlatih sebagai bentuk evaluasi dan pembenahan tim,\" kata Manajer Persiba Balikpapan Faisal Husin, kemarin. Namun diakuinya jajaran pelatih Persiba tidak bisa dengan mudah membuat program latihan. \"Penekanannya memang pembenahan fisik. Tapi, pelatih harus melakukan perubahan agar pemain tidak mengalami kejenuhan,\" ungkapnya. Pilihan untuk tetap jalan terus juga dilakoni Persipura Jayapura. Berbeda dengan tim lainnya, pilihan tersebut memang menjadi keharusan. Sebab, tim berjuluk Mutiara Hitam itu bertanding di AFC Cup. \"Meski begitu, kondisi ini tetap tidak mudah. Sebab, ketika kompetisi berhenti, maka ada imbas lain terkait pendanaan,\" ujar Ketua Umum Persipura Jayapura Benhur Tommy Mano. Dihentikannya kompetisi memang bakal membawa konsekuensi biaya yang harus ditanggung klub. Di saat kompetisi libur, mereka tetap harus mengeluarkan biaya untuk keperluan makan dan tempat tinggal para pemainnya. Padahal, pada saat bersamaan, mereka tidak mendapatkan pemasukan sama sekali. Pemasukan dari penjualan tiket yang menjadi andalan tidak bisa diharapkan karena tidak ada pertandingan. Selain terkait biaya tersebut, penundaan kompetisi juga bakal berimbas pada kontrak pemain. Kalau sesuai jadwal sebelumnya, Liga Indonesia 2015 bakal berakhir 23 November. Dengan penundaan ini, bisa jadi kompetisi akan berakhir Desember atau bahkan Januari 2016. Itulah yang membuat klub pusing. Sebab, ada klub yang kontrak pemainnya berakhir November. Salah satunya Persela Lamongan. \"Kami mengontrak pemain sampai November. Kalau mundur mungkin nanti kami akan melakukan addendum dan membayar gaji pemain seperti besaran dalam kontrak,\" sebut CEO PT Persela Jaya Yuhronur. Menurutnya kontrak yang dilakukan Persela sejatinya sudah diperhitungkan matang. Tapi, kompetisi ternyata mundur dua bulan dan kini saat sudah berjalan juga diundur lagi. \"Saya rasa ini bukan hanya dialami Persela, tapi juga klub lain. Karena itu, kami berharap PSSI mengerti. Entah itu memberi subsidi atau apalah itu namanya,\" kata Yuhronur. Ya, masalah itu bukan hanya menjadi problem Persela. Persiba pun merasakan hal yang sama. Memang kontrak pemain mereka berakhir 31 Desember 2014. Tapi, mereka juga tetap ketar-ketir. \"Apalagi, kepastian mulainya lagi belum jelas. Sudah bisa dipastikan cost kami akan membengkak dan itu jelas memberatkan kami,\" papar Faisal. (fim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: