”Kami Dipermainkan Pemerintah”

”Kami Dipermainkan Pemerintah”

Kesabaran Habis, PKL Tamkot akan Kerahkan 300 Pedagang Sambil Bawa Gerobak KUNINGAN - Kesabaran pedagang kaki lima (PKL) Taman Kota (Tamkot) Kuningan akhirnya sudah sampai ke batas akhir. Janji pemerintah akan memberikan keputusan pada Kamis pekan lalu (9/4), tenyata hanya isapan jempol belaka. Bagi para PKL Tamkot, ketidakpastian keputusan yang diberikan pihak Satpol PP telah membuat mereka terombang-ambing dalam ketidakpastian. Hak mereka menggantung. Sebagai bentuk akumulasi kekecewaan, mereka berencana berunjuk rasa ke Gedung Pendopo pekan ini. “Ini merupakan  jalan terakhir. Kesabaran kami sudah habis. Kami tidak bisa sabar lagi karena ini berhubungan dengan isi perut PKL,” ucap Ketua Paguyuban PKL Tamkot, Solehudin kepada Radar, kemarin (14/4). Menurut dia, sebelum unjuk rasa, pihaknya akan mengajukan izin kepada pihak Polres Kuningan. Massa yang akan dibawa adalah 300 PKL. Rencananya, PKL membawa gerobak atau roda saat unjuk rasa. Pria yang akrab dipanggil Oleh ini menyebutkan, dengan cara membawa roda ke Pendopo, bertujuan agar bupati tahu bahwa PKL tidak main-main. PKL butuh kepastian karena mereka ingin usaha, tidak bergantung kepada keputusan pemerintah. “Kami tidak pernah minta bantuan ke bupati. PKL selama ini mandiri. Bahkan, mereka rela pinjam ke rentenir agar bisa menjalankan usaha. Namun, bukannya didukung pemerintah. Hak-hak kami malah dibatasi oleh keputusan terkait jam operasional berjualan,” kata dia. Lanjut dia, PKL tidak minta apa-apa, hanya ingin jam operasional jualan mulai pukul 13.00 dan setiap akhir pekan bisa berjualan di bagian depan Tamkot. Hal ini agar PKL banyak diketahui pembeli. “Bagi kami, tuntutan yang selama ini didengungkan, mau dikabulkan atau tidak, yang penting demo biar pemerintah tahu bahwa PKL sudah dipermainkan,” jelasnya. Terpisah, Penasehat PKL Tamkot, Deki Zaenal Muta­qin menyebutkan, aksi turun ke jalan sudah siap dilakukan. Pihaknya tengah memproses izin ke pihak kepolisian. “Mengeluarkan pendapat dijamin oleh undang-undang, sehingga PKL tidak usah takut,” tegasnya. “Kami sudah deadlock, demo adalah jalan terakhir. Kami bukan menakut-nakuti pemerintah, tapi ingin memberikan bukti bahwa jika kami dipermainkan, kami pun bisa melawan,” jelasnya. Pihaknya mengaku sudah lebih dari kata sabar. Bahkan ketika pihak Satpol PP berjanji, Kamis pekan lalu (9/4) akan ada keputusan, tapi nyatanya bohong. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah tidak peduli dan sudah membohongi PKL. “Kalau PKL bangkrut dan tidak bisa memberi makan keluarga, apa pemerintah bisa menggantinya? Saya kira tidak mungkin. Tolonglah, jangan masyarakat kecil yang selalu ditindak,” ucap Deki. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: