Pelti Masuk Tim O2SN

Pelti Masuk Tim O2SN

CIREBON - Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Cirebon akhirnya menurunkan cabang olahraga (cabor) tenis lapang di Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) SD tingkat Jawa Barat. Meski tidak dipertandingkan di O2SN SD tingkat Kabupaten Cirebon, Persatuan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) diberi kesempatan untuk menyeleksi petenis SD. Sebelumnya, Pelti memprotes Disdik yang tidak mengikutsertakan atletnya di O2SN SD. Setelah menggelar seleksi pada akhir pekan lalu, Pelti akhirnya memilih dua petenis putra/putri yang akan diberangkatkan ke Purwakarta, 2-5 Juni mendatang. Petenis putra yang terpilih adalah fahri Fahrudin dari SDN 4 Kesugengan Lor. Sedangkan petenis putri adalah Siti Lailatulfarah dari SDN 3 Palimanan Timur. “Terimakasih kepada Dinas Pendidikan yang telah mengakomodir atlet-atlet kami untuk bisa bertanding di O2SN,” ujar Sekretaris Pelti Kabupaten Cirebon, Suyatna, kemarin. Meski sudah menggelar seleksi dan dipastikan turun di O2SN, Suyatna ternyata masih tidak yakin dengan kemampuan kedua petenis. Ditanya target di O2SN, Suyatna tak berani memberikan jaminan. Menurut dia, persaingan di level provinsi masih didominasi oleh petenis dari Kota Bogor, Bandung, Cimahi dan Depok. “Ya, paling tidak kita bisa menembus babak delapan besar. Setelah itu baru kita tentukan target berikutnya,” katanya. Meski tak yakin mampu menyumbangkan medali bagi kontingen Kabupaten Cirebon di O2SN SD tingkat Jawa Barat, Suyatna menyebut, kesempatan bertanding di O2SN akan menjadi pengalaman berharga bagi atlet-atletnya. “Setidaknya bertanding di O2SN itu memberikan kesempatan kepada Fahri dan Farah untuk menambah pengalaman. Kedua petenis cukup potensial, pengalaman bertanding akan sangat bagus untuk meningkatkan kualitas mereka ke depan,” ujarnya. Menurut Suyatna, kejuaraan tenis lapang untuk atlet usia dini sangat minim di tingkat wilayah maupun provinsi. Pelti Kabupaten Cirebon pun hanya bisa menggelar kejuaraan setahun sekali. Karena itu, O2SN menjadi momentum yang tepat untuk menguji kualitas atlet-atletnya. “Atlet pun akan merasa jenuh jika tidak pernah diturunkan di kejuaraan. Dengan mengikuti kejuaraan mereka akan belajar memotivasi dirinya sendiri agar dapat mencapai kualitas yang diharapkan,” ucapnya. (ttr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: