Penguasa Italia

Penguasa Italia

Sampdoria 0 vs Juventus 1 TURIN  - Pelatih boleh berganti, tapi mentalitas tim tak boleh berubah sedikit pun. Itulah yang diperlihatkan Juventus sepanjang musim ini. Puncaknya, terjadi akhir pekan lalu. I Bianconeri memastikan scudetto ke-31 setelah mengalahkan tuan rumah Sampdoria 1-0 di Comunale Luigi Feraris. Kemenangan dari Sampdoria menambah koleksi poin Juve menjadi 79 poin dari 34 pertandingan. Mereka unggul 17 poin dari peringkat dua Lazio dan peringkat tiga AS Roma. Dengan hanya menyisakan empat laga lagi, jarak itu mustahil dikejar Lazio dan Roma. Ini menjadi scudetto keempat yang diraih Juventus secara beruntun. Dibandingkan tiga scudetto sebelumnya, trofi musim ini terasa berbeda mengingat apa yang terjadi pada pramusim lalu. Saat itu, Juventus ditinggal pergi Antonio Conte, pelatih yang mempersembahkan tiga scudetto beruntun kepada mereka. Manajemen langsung menunjuk Massimilano Allegri yang waktu itu baru saja dipecat dari AC Milan, rival utama Juve selain FC Internazionale. Seketika fans Juve terbelah. Mayoritas mengecam penunjukkan itu. Ini bisa dimaklumi mengingat saat melatih Milan, Allegri kerap mengkritik Juve yang dinilainya sering dibantu wasit. Tak hanya kecaman, kapasitas Allegri juga dipertanyakan. Fans ragu pelatih baru mereka mampu mempertahankan performa tim sekaligus mempertahankan gelar scudetto seperti yang dilakukan Conte tiga musim sebelumnya. Apalagi, Allegri melatih Juve setelah sebelumnya dipecat Milan karena dianggap gagal mendongkrak prestasi tim. Ya, di awal musim, skuad Juve dan Allegri, mendapatkan diri mereka berada di tengah keraguan fans akibat transisi kepelatihan. Namun, perlahan tapi pasti, Allegri mampu menepis keraguan itu. Perubahan formasi dia perkenalkan. Sesekali Allegri menerapkan formasi empat bek, menanggalkan formasi tiga bek yang biasa menjadi andalan Conte. Perubahan itu dilakukan tanpa menghalangi Juve meraih kemenangan demi kemenangan. Lewat improvisasi dan kemenangan itulah dia mampu merangkul lagi fans yang dahulu meragukan dan mengecam dirinya. Puncaknya, akhir pekan lalu Juve memastikan scudetto ke-31 atau keempat beruntun. \"Betapa luar biasanya scudetto musim ini, karena kami memulainya dengan kekacauan dan perpisahan yang bisa saja menyakitkan kami. Tapi, kami segera menegakkan kepala dan bekerja keras sejak hari pertama untuk membantu Allegri,\" ungkap Leonardo Bonucci kepada Sky Sports. \"Trofi ini terasa berbeda karena atmosfir yang tidak bersahabat di awal musim. Tak seorang pun yakin kepada pelatih tapi kami bekerja baik membantu pelatih. Sekarang kami lebih menguasai bola dan pertandingan, bermain sangat atraktif. Itulah perbedaan utamanya,\" ucap Bonucci. Ya, Allegri sudah berhasil membungkam keraguan fans Juve lewat scudetto yang diraih timya musim ini. Tapi dia juga masih berpeluang membawa Juve meraih treble. Yang harus dia lakukan adalah melaju ke final Liga Champions dan memenangkannya. Serta mengalahkan Lazio di final Coppa Italia. Jika itu terwujud, maka Allegri dipastikan berhasil melampaui prestasi yang ditoreh Conte selama tiga musim sebelumnya. (ish)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: