19.606 Siswa Ikuti UN SMP/MTs
KUNINGAN – Sebanyak 19.606 siswa SMP/MTs mengikuti Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2014/2015. Meski UN bukan lagi syarat kelulusan sekolah, tapi hari pertama UN SMP/MTs kemarin (4/5) terlihat cukup menegangkan. Sebagai motivasi, Bupati Kuningan, Hj Utje Ch Suganda bersama Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Drs A Taufik Rochman M MPd didampingi Kabid Pendidikan Dasar Suharso MPd memantau UN langsung. Pantauan dilakukan di SMPN 1 Kuningan, SMPN 3 Kuningan dan MTs Sindangsari. Disebutkan Taufik, ada 19.606 siswa SMP/MTs terdaftar mengikuti UN hari pertama kemarin. Terdiri dari 13.534 siswa SMP dan 6.072 siswa MTs. Ditambah Paket B sebanyak 532 siswa. Dari jumlah tersebut, UN SMP diselenggarakan oleh 81 sekolah, UN MTs 49 sekolah dengan jumlah ruang SMP 721, serta 328 ruang MTs. “Meski serempak hari ini, tapi UN SMP/MTs pagi hari, Paket B siang. UN pertama Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs. Adapun Paket B dua pelajaran, yaitu Bahasa Indonesia dan PPKN,” terang Taufik kepada Radar. Suharso menjelaskan, dari sisi proses UN SMP/MTs, sama dengan UN SMA/SMK/MA. Naskah soalnya terdiri dari 20 paket. Setiap siswa dalam satu kelas akan mendapat kode soal berbeda. Dia menjamin tidak ada kebocoran soal maupun jawaban UN. Sebab, seluruh Standar Operasional Prosedur (SOP) dijalankan dengan baik, mulai kedatangan naskah soal, Rabu (29/4), di titik bongkar sentral SMPN 3 Kuningan. Kemudian untuk naskah soal MTs di MTs Sindangsari. “Keamanan berjalan baik hingga UN dilaksanakan. Begitu naskah dalam kondisi kualiats baik. Tidak ada cacat sama sekali,” terangnya. “Semua berjalan lancar,” ucap Suharso menambahkan. Soal UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan sekolah, dia melihat dampaknya ke suasana UN lebih tenang. Tidak ada tekanan besar seperti UN tahun lalu. Guru-guru juga tidak memiliki beban berat atas hasil UN. “Paling tidak, semua terlihat fresh,” katanya. Diakuinya bahwa kondisi ini akan ada plus-minusnya. Tapi, dampak buruk adanya kekhawatiran dari melorotnya semangat belajar untuk UN, tidak akan bisa terlihat saat ini. Dampak tersebut akan terlihat ke depan. Dimana, hasil UN akan menggambarkan kualitas siswa, yang juga diakumulasi menjadi kualitas sekolah. Untuk UN SMP/MTs, hasilnya juga cukup strategis. Selain sebagai pemetaan kualitas, daya serap sekolah dan out comes, selanjutnya akan menjadi pembantuan sekolah. Dimana jika hasil UN siswa sebuah sekolah kurang, maka akan diintervensi melalui berbagai kebijakan. “Untuk itu, kami harap siswa tetap serius dengan UN, walau UN bukan penentu kelulusan sekolah tapi kita berkepentingan dengan nilai,” jelas Suharso. (tat)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: