Kudeta Rival

Kudeta Rival

\"\"MADRID - Dominasi Barcelona pada el clasico belum juga terbendung. Mereka kembali melibas rival abadinya Real Madrid 3-1 (1-1) pada jornada (pekan) ke-15 Liga Spanyol di Santiago Bernabeu, kemarin dini hari (11/12). Sejak Josep Guardiola membesut Barca –sebutan Barcelona- sudah 12 pertandingan el clasico berlangsung. Hasilnya, hanya sekali Real memenangkannya, yakni pada final Copa del Rey musim lalu. Sisanya, tiga kali imbang dan delapan laga dimenangkan Barca. Suntikan tiga angka itu membuat Barca mengkudeta Real dari puncak klasemen sementara Liga Primera. Mereka sama-sama mengemas 37 poin, tapi Barca unggul head to head sehingga mereka berhak menggeser Real dari tahtanya. Hanya, karena Barca sudah memainkan satu pertandingan lebih banyak, membuat Real punya peluang mengambil kembali tahtanya pada 17 Desember nanti ketika melawan Sevilla di Ramon Sanchez Pizjuan, markas Sevilla. “Real Madrid akan segera bangkit. Untuk menang di sini, Anda harus memainkan pertandingan yang bagus, dan kami melakukannya. Mereka akan kembali memimpin kalau menang di Sevilla,” kata Josep Guardiola, pelatih Barca, seperti dikutip Goal. Tidak mudah bagi Barca mengalahkan Real. Mereka bahkan lebih dulu tertinggal ketika pertandingan baru berjalan 22 detik. Bermula dari kesalahan kiper Victor Valdes, mampu dimaksimalkan striker Real Karim Benzema. Real juga rajin menekan pertahanan Barca. Baru pada menit ke-30 Barca menyamakan skor melalui sepakan Alexis Sanchez. Kemudian, pada babak kedua, gol bunuh diri Marcelo (53’) dan gol tandukan Cesc Fabregas (66’), membuat Barca unggul 3-1. “Gambaran paling sempurna dari bagaimana tim ini merespon ketertinggalan adalah Victor Valdes. Setelah gol pertama itu, dia tetap menahan bola. Saya lebih suka dia kehilangan bola dan tetap memainkan bola dari belakang,” kata Guardiola. Memainkan skema 3-4-3, Barca hanya keteteran di awal, tapi kemudian mendominasi penguasaan bola dan permainan. “Kami selalu percaya pada filosofi kami, tetap menahan bola, dan kami lebih superior,” kata Xavi Hernandez, gelandang Barca. Kekecewaan tidak bisa disembunyikan di kubu Real. “El clasico selalu spesial, lebih dari pertandingan manapun. Terasa lebih sakit bila kalah,” jelas Sergio Ramos, bek Real, seperti dikutip AS. “Pada babak pertama, harusnya kami bisa unggul 2-0, tapi kami tidak beruntung,” lanjutnya. Kekalahan itu menghentikan rekor selalu menang dalam 15 laga secara beruntun di semua ajang. Tapi, entrenador (pelatih) Real Jose Mourinho tidak ingin pasukannya kehilangan kepercayaan diri. Dia langsung membela pasukannya. “Banyak laga yang keberuntungan berperan sangat penting. Ketika kami unggul 1-0, kami punya peluang untuk menggandakannya, tapi gagal. Pada situasi normal, peluang seperti itu selalu bisa dimaksimalkan Cristiano Ronaldo, tapi kali ini tidak,” kata Mourinho, seperti dikutip Reuters. Meski mengakui kekalahan Real, tapi Mourinho menolak dianggap sebagai kegagalan. Sebab, kompetisi masih panjang dan mereka masih punya tujuan di depan mata. “Kami sedih, tapi harus tetap santai,” kata mantan pelatih Inter Milan itu. Dengan koleksi 37 poin dan tabungan satu pertandingan lebih banyak, Real berpeluang kembali memimpin klasemen pada liburan Natal dan Tahun Baru. “Asalkan tidak kalah dari Sevilla, kami akan berlibur dengan tenang karena berada di puncak klasemen,” kata Mourinho. (ham)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: