”Reses DPRD Teridentifikasi Palsu”

”Reses DPRD Teridentifikasi Palsu”

BPK dan Inspektorat Bertemu Pimpinan Dewan KUNINGAN – Selain isu penarifan harga Rancangan Peraturan Daerah (Raperda), lembaga legislatif kembali dihebohkan isu tak sedap terkait kegiatan reses. Diperoleh keterangan, pada kegiatan reses 2014 lalu, BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) RI perwakilan Jabar mengidentifikasi adanya pelaporan kegiatan reses yang bodong alias palsu. Keterangan ini diperkuat oleh kunjungan salah seorang auditor BPK bernama Yopi Setiawan kemarin (5/5) ke gedung parlemen daerah. Dia didampingi Kepala Inspektorat, Drs H Kamil Ganda Permadi MM memasuki ruang kerja Ketua DPRD, Rana Suparman SSos. Kedatangan Yopi dari BPK diperkuat oleh penuturan sejumlah anggota DPRD Kuningan. Di ruang kerja tersebut, Rana didampingi dua wakilnya, H Uci Suryana SE dan Hj Kokom Komariyah. Bahkan hadir pula para ketua fraksi DPRD. Mereka terlibat obrolan serius secara tertutup sejak pukul 11.00 hingga 13.30. Namun setelah keluar ruangan, auditor BPK tersebut terkesan enggan diwawancara wartawan. Dia bersama Kamil Ganda Permadi langsung bergegas menuju kendaraan dinas untuk meninggalkan gedung dewan. “Bukan, nggak ada temuan kok,” jawab Kamil singkat dan terkesan terburu-buru saat ditanya soal dugaan temuan BPK atas laporan kegiatan reses anggota dewan. Wakil Ketua DPRD, H Uci Suryana yang disebut-sebut hadir pula dalam rapat, ternyata tidak mengakui kehadirannya itu. “Nggak, saya nggak ikut rapat,” ucap Uci saat dikonfirmasi Radar. Sementara, Ketua DPRD Rana Supar­man membantah adanya temuan BPK. “Nggak ada temuan, hanya pertemuan,” ujarnya. Adapun pertemuan yang dilang­sungkan, menurut dia, hanyalah rapat pimpinan dalam membahas agenda kedewanan. “Kita kan mau masuk catur wulan III, kita lakukan persiapan menghadapinya dengan menggelar pertemuan ini. Tadi saya bersama Pak Uci dan Bu Kokom, serta para ketua fraksi membahas persiapan tersebut. Karena nanti kita akan menghadapi pembahasan KUA-PPAS, APBD perubahan dan lainnya,” jelas Rana. Disinggung soal kehadiran auditor BPK yang saat itu mengenakan batik bercorak merah, dirinya mengelak. Rana menyebutkan, pihaknya hanya mengundang Inspektur Kamil Ganda Permadi. Sedangkan orang yang mengenakan batik merah, dia menduga itu teman Kamil. “Bukan karena ada temuan, melainkan kami kan me­ngundang Pak Kamil untuk menghadapi agenda semes­teran. Beliau akan siap-siap menjadi auditor dalam penye­lenggaraan dana desa-desa. Kita hanya nanya ke Pak Kamil dan ada kode etik yang patut dihargai di sini untuk tidak dikemukakan. Sedangkan yang pakai batik merah itu, mungkin temannya Pak Kamil. Saya nggak bawa-bawa BPK kok,” sergahnya. Kendati memberikan penje­lasan seperti itu, Rana menjawab pertanyaan para awak media terkait keberlangsungan kegiatan reses pada 2014. Dia menyebutkan, laporan kegiatan tersebut seluruhnya sudah disampaikan. Dirinya berharap dalam kegiatan itu tidak ada masalah. Disinggung soal peruntukkan dana reses, Rana menjelaskan, break down reses itu meliputi konsumsi, tenda, sound system dan snack. Dikatakan, tidak ada peruntukkan bagi tranportasi peserta reses. Sehingga ke depan, pihaknya mengusulkan ke sekretaris dewan untuk mencantumkan pengalokasian dana tersebut dalam RKA. “Karena kenyataannya kalau kita reses itu ya bagi-bagi. Tahlil juga bagi-bagi berkat kok, masa anggota dewan pulang melenggang kangkung. Ini yang kami usulkan agar dicantumkan dalam RKA nanti,” tukasnya. Terkait temuan BPK dalam kegiatan reses, belum diketahui siapa-siapa saja anggota dewan yang masuk “nominasi”. Hanya saja, Radar menemukan secarik kertas notulensi rapat yang di dalamnya membahas kegiatan reses. Isi catatan tersebut ber­bunyi: “Reses ada perma­sa­­la­­han yang serius dan ter­iden­tifikasi bermasalah kepada laporan reses yang palsu atau bodong”. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: