Klub dan PT LI Rapatkan Barisan
Tetap Ingin Gelar Kompetisi JAKARTA - Sejak komite eksekutif (Exco) PSSI memutuskan seluruh kompetisi sepak bola Indonesia berhenti pada 2 Mei 2015, belum ada pertemuan resmi dari klub peserta dan PT Liga Indonesia (LI) selaku operator liga. Tetapi, sepanjang tiga hari terakhir, klub mulai resah, melihat dan merasakan dampak berhentinya kompetisi tersebut. Mayoritas klub mulai menyuarakan keinginan untuk tetap menggelar kompetisi demi sepak bola Indonesia yang lebih bagus. Dalam perkembangan terakhir, akan ada pertemuan antara klub dan PT LI untuk menentukan langkah mereka selanjutnya di Jakarta nanti malam. \"Memang benar, ini untuk menindaklanjuti keputusan Esco PSSI sebelumnya mengenai pemberhantian kompetisi,\" terang Tigorshalom Boboy, Sekretaris PT LI kepada Jawa Pos (Group Radar Cirebon), kemarin (5/5). Dampak-dampak buruk yang berkaitan langsung dengan pemberhentian kompetisi akan menjadi topic bahasan dalam pertemuan tersebut. Salah satunya yakni mengenai masalah sponsor dan juga kontrak pemain dengan klub. \"Kalau dari PT LI prinsipnya akan lebih teknis dalam menentukan selnajutnya,\" terangnya. Situasi kompetisi yang serba tidak pasti ini membuat PT LI tidak mau berdiam diri. \"Kami punya tanggung jawab moral kepada teman-teman klub,\" terangnya. Untuk itu, dalam pertemuan nanti akan dibahas secara tegas kemana langkah selanjutnya para klub dalam menyikapi keputusan tersebut. \"Tahu sendiri kalau teman-teman klub ketemu, mereka pasti mengharapkan yang terbaik,\" tegasnya. Dalam hal ini yang diingankan klub adalah tetap menggelar kompetisi ditengah kisruh antara pemerintah dan PSSI sendiri. Sementara itu, manajer Persib Bandung Umuh Muhtar merespon positif inisitaif PT LI untuk mengumpulkan klub LI. \"Kami siapkan langkah terbaik, jangan sampai tubruk sana tubruk sini,\" katanya kepada Bandung Ekspres (Group Radar Cirebon). Menurutnya, dalam situasi ini, dirinya tidak takut akan apapun. \"Saya hanya ingin mengajak semua pihak untuk berinstropeksi diri agar mendapatkan solusi yang terbaik,\" tegasnya. Umuh berharap jangan sampai egoisme pihak-pihak tertentu membuat kondisi sepak bola Indonesia semakin kusut. \"Jangan ada yang tersinggung, jangan ada perdebatan silahkan semua mengajukan solusi, nanti akan berukar pendapat demi kemajuan sepak bola Indonesia,\" terangnya. Status Persib saat ini juga terancam. Sebab mereka juga akan menjalani pertandingan terakhir grup H PIala AFC 2015 kontra Ayeyawady United, wakil Myanmar 13 Mei 2015 nanti. \"Mudah-mudahan bisa selesai sebelum tanggal 13 Mei,\" katanya. Sebab, situasi sepak bola Indonesia saat ini dianggap sebagai buah simalakama. Jika tidak bermain, Persib terancam mendaoatkan sanksi FIFA. Sedangkan untuk main, mereka juga membutuhkan biaya yang besar. Dimana pengeluaran tersebut meliputi sewa hotel, transportasi, makan dan akomodasi lainnya. (nap)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: