Bupati Jenguk Bayi Atresia Bilier

Bupati Jenguk Bayi Atresia Bilier

INDRAMAYU– Bayi penderita Atresia Bilier atau kelainan saluran empedu, Zahwa Febria Yunartha (15) tergolek lemas di ruang perawatan anak RSUD Indramayu, dengan kondisi perut yang membesar. Anak dari pasangan Ali Yunartha (37) dan Sus Eliyah (33), warga Desa Limbangan Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu tersebut, telah menderita kelainan sejak lahir. Bahkan sudah beberapa kali masuk rumah sakit, namun kondisinya tak kunjung membaik. Kondisi ini ternyata menyentuh hati Bupati Indramayu, Hj Anna Sophanah, untuk menjenguk bocah malang itu. Didampingi Camat Jun­tinyuat, Indra Mulyana AP MSi dan Kuwu Limbangan, Nuradi, mereka melihat langsung kondisi Zahwa di ruang perawatan, Rabu (6/5). Bupati pun tampak tak tega melihat kondisi bayi perempuan itu. Informasi yang diperoleh, Zahwa telah memiliki kelainan saluran empedu  (atresia bilier), suatu keaadaan dimana saluran empedu tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal. Akibatnya  terjadi penumpukan cairan yang menyebabkan fungsi hati terganggu. Kondisi ini yang mebuat Zahwa mengalami pembekakan di bagian perut. “Bapak maunya gima, kalau mau dirujuk lagi ke RS Hasan Sadikin atau rumah sakit lainnya, pemerintah kabupaten dan Yayasan Gempur Gakin siap untuk memfasilitasi dan membantu. Tapi semuanya tergantung bapak dan ibu selaku orangtua,” ujar bupati. Kedua orang tua balita itu dengan tegas mengatakan bahwa anaknya cukup dirawat di RSUD Indramayu. Hal ini mengingat proses penyembuhan untuk Zahwa meskipun di rujuk ke RS lain akan sulit. “Terima Kasih kepada ibu bupati yang sudah memperhatikan dan membantu kami, kami ingin Zahwa sembuh, namun demikian biarkan  Zahwa tetap dirawat di RSUD Indramayu. Selama ini memang sudah sering dirujuk ke RS Hasan Sadikin,” kata Ali Yunartha, ayah Zahwa. Sementara Direktur RSUD Indramayu, dr Deden Boni Koswara MARS menjelaskan, atresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari saluran empedu di dalam maupun di luar hati. Bisa juga berupa tidak ada atau kecilnya lumen pada sebagian atau keseluruhan saluran empedu. Akibatnya di dalam hati dan darah terjadi penumpukan garam empedu dan peningkatan kadar bilirubun direk. Untuk proses penyembuhan Zahwa bisa dilakukan dengan operasi cangkok hati, saat pasien berusia tiga tahun. Penyakit tersebut merupakan penyakit langka, namun ditengarai banyak bayi di Indramayu yang mengalami kondisi serupa. Dikatakan Deden , kedua orangtua balita malang itu memilih untuk tetap dirawat di RSUD Indramayu, meskipun bupati telah menawarkan untuk dirujuk ke rumah sakit lain yang lebih lengkap sarana dan prasarananya. (oet)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: