DPRD Bakal Evaluasi Pelaksanaan UN
Hari Ketiga Soal Ujian Sempat Tertukar SUMBER – Ketua Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon Bejo Kasiyono mengatakan, Dinas Pendidikan harus mengidentifikasi siswa-siswa yang memiliki potensi rawan drop out. Ketika sudah diketahui, pemerintah bisa melakukan intervensi agar siswa tersebut bisa tetap mengikuti ujian nasional. Bejo pun meminta guru kelas, kepala sekolah ataupun Dinas Pendidikan untuk aktif melakukan pendekatan secara persuasif baik pada siswa juga orang tua. “Ini harus diantisipasi. Akar persoalan banyaknya siswa yang tidak mengikuti UN karena mengundurkan diri harus diketahui agar bisa dicari solusi,” tuturnya. Kata Bejo, kebanyakan motif siswa yang mengundurkan diri dalam pelaksanaan UN karena kondisi ekonomi keluarga yang lemah. Artinya, sang anak lebih memilih bekerja atau mencari uang untuk kebutuhan sehari-hari ketimbang sekolah. Akhirnya pendidikan yang sedang dijalani siswa pun diabaikan. Banyaknya siswa yang tidak hadir karena dropout atau mengundurkan diri menjadi catatan DPRD untuk menjadi bahan rapat evaluasi pelaksanaan ujian nasional. “Memang banyak faktor anak itu tidak mengikuti ujian, bisa sakit, atau karena faktor ekonomi dan tradisi membantu orang tua. Tapi saya harap meski begitu, siswa harus melanjutkan pendidikannya. Baik dengan mengikuti ujian susulan ataupun kesetaraan,” tukasnya. Pelaksanaan ujian nasional tingkat SMP sederajat pada hari ketiga menemukan kendala. Di subrayon 2, tepatnya di SMPN 2 Ciledug terjadi kesalahan teknis. Amplop soal yang bertuliskan Bahasa Inggris ternyata berisi mata pelajaran IPA. “Memang tadi ada laporan dari subrayon 2, yaitu SMPN 2 Ciledug. Tadi itu kan ujian Bahasa Inggris, dan ketika amplop soal dibuka ternyata isinya IPA. Ini memang hanya terjadi di satu kelas dengan 9 peserta,” tutur Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan, Hermana, kemarin (6/5). Meskipun sempat terjadi kesalahan teknis, Hermana mengaku hal tersebut bisa teratasi. Mengingat, jumlah soal di kelas lainnya lebih. Sehingga 9 siswa yang mendapatkan soal yang salah bisa dengan segera mendapatkan diganti. “Di masing-masing kelas itu kan jumlah soal dilebihkan 1, sehingga persoalan ini bisa diatasi dengan baik,” jelas dia. Mengenai kehadiran peserta UN, Hermana mengatakan, tingkat kehadiran siswa meningkat daripada hari-hari sebelumnya. Pada hari ketiga UN, peserta yang tidak hadir tingkat SMP sebanyak 123 siswa atau berkurang satu siswa dari hari kedua. Sementara untuk tingkat MTs sebanyak 65 orang. “Untuk keterangannya beragam, ada yang memang sakit, mengundurkan diri, hingga dropout,” lanjut Hermana. Hermana menyebutkan, selain karena sakit ada juga siswa yang tidak memenuhi persyaratan untuk mengikuti UN. Karena Dinas Pendidikan menemukan adanya siswa yang tidak mengikuti ujian praktik dan ujian sekolah. Akhirnya siswa itu pun tidak bisa mengikuti UN dan tidak lulus. “Ada juga yang memang sebelum UN dibawa orang tuanya untuk bekerja. Jadi ketidakhadiran siswa ini beragam,” bebernya. Bagi siswa yang tidak bisa mengikuti UN reguler, Hermana menagaskan, mereka bisa mengikuti susulan yang akan digelar tanggal 11-15 Mei. Soal yang disajikan dalam UN susulan berbeda dengan yang reguler. “Untuk tempat pelaksanaan UN susulan masih kita pikirkan. Karena kami juga menunggu laporan besok. Sehingga diketahui siswa-siswa dari sekolah mana saja yang harus mengikuti ujian susulan,” tuturnya. Ketika sudah diketahui peserta UN susulan, maka Dinas Pendidikan bisa melakukan pemetaan lokasi ujian susulan. “Apakah nanti terpusat di satu tempat, atau dibagi beberapa tempat kita lihat dulu. Kami menunggu laporan besok,” jelasnya. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: