26 WNI dari Nepal Datang
Saat Gempa, Dua Pendaki di Ketinggian 4.934 Meter JAKARTA - Ekspresi lega bercampur lelah terpancar jelas di wajah Oliver Hancock. Perempuan pendaki asal Bogor itu akhirnya bisa mendarat dengan selamat di Lanud Halim Perdanakusuma bersama 25 WNI lainnya, semalam. Mereka bagian dari rombongan pertama WNI yang dibawa oleh tim bantuan kemanusiaan dan evakuasi Indonesia dari Nepal. Rombongan yang membawa 26 WNI tersebut mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma pukul 19.42 WIB. Mereka menggunakan pesawat Boeing 737-400 milik TNI AU bersama 30 orang anggota tim evakuasi gabungan. Total mereka menempuh 10,5 jam perjalanan, setelah berangkat dari Nepal pukul 08.00 waktu setempat (selisih 1 jam 15 menit). Rombongan sempat transit di Dhaka, Bangladesh, dan Banda Aceh. Begitu turun dari pesawat, para WNI yang mayoritas wajahnya tampak kelelahan itu langsung diarahkan ke ruang Suma di Base Ops TNI AU Halim Perdanakusuma. Mereka diberi kesempatan beristirahat . Sebagian dari mereka membawa serta anak-anak. Sekitar pukul 21.30, mereka dibawa ke kantor Kementerian Luar Negeri sebelum dipertemukan dengan keluarganya. Wamenlu AM Fachir menjelaskan, pemerintah menjamin perlindungan seluruh warga Indonesia yang berada di Nepal hingga tiba di Indonesia. \"Menjadi tugas kami pula untuk memastikan warga kita tiba di rumah dengan selamat dan bertemu dengan keluarga,\"\" ujarnya. Di tempat yang sama, Komandan Misi Evakuasi WNI di Nepal Letkol (Pnb) Indan Gilang menjelaskan, pihaknya telah menyelesaikan tahap pertama evakuasi dengan membawa 26 WNI. Sebagian dari mereka adalah pengunjung, sebagian lagi bekerja atau menetap di Nepal. \"Kami masih melanjutkan pencarian dengan tim yang sudah ada di sana, yakni Kemlu, Paskhas TNI AU, dan relawan,\" terangnya. Dia mengakui ada kendala dalam pencarian WNI tersebut. \"Pemerintah Nepal sudah menyatakan pencarian hanya dilakukan oleh tentara Nepal,\" ucap Indan. Kemudian, daerah langtang sendiri masih ditetapkan sebagai area berbahaya karena di beberapa titik masih rawan longsor. Pihaknya masih mengupayakan lobi kepada pemerintah Nepal agar tim evakuasi dari Indonesia bisa ikut terlibat dalam pencarian di kawasan itu. Sementara itu, Oliver menuturkan bahwa dia pergi ke Nepal untuk mendaki bersama seorang rekannya, Familia Novita. Mereka tiba di Nepal pada 17 April. Itu merupakan kunjungan pertamanya di Nepal. Saat gempa terjadi, dia dan Novita sedang beristirahat untuk makan siang di sebuah restoran di ketinggian 4.934 meter. Kala itu dia sempat kaget dan panik. \"Tapi guide kami bilang, stay calm, karena kalau panik takutnya longsor,\" tuturnya. Setelah dua kali gempa, Oliver masih belum menyadari kalau Khatmandu sudah porak poranda. Sebab, saat itu di lokasi mereka tidak terjadi kerusakan. Lagipula, di kawasan tersbeut memang cukup sering terjadi gempa. Dia melanjutkan perjalanan sejenak ke kawasan Lobuche. Barulah di situ dia mendapatkan informasi bila Khatmandu sudah hancur diterjang gempa. Dia pun baru bisa menghubungi keluarga pada malam hari setelah mendapatkan sinyal. \"Keluarga sempat kaget, tapi akhirnya lega karena bisa saya hubungi meski agak terlambat,\" ucap perempuan 34 tahun itu. Total dia merasakan gempa sebanyak tujuh kali. Sementara itu, Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia (PWNI-BHI) Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, data WNI yang berada di Nepal terus berkembang. Saat ini, pihaknya mencatat ada 105 warga Indonesia yang berada di Nepal saat gempa terjadi. \"Semula kan 96 WNI. Tapi, ada sembilan WNI berkunjung yang baru melaporkan keberadaannya di Nepal hari ini,\" ungakapnya, Selain itu, dia mengungkapkan kabar gembira soal ditemukannya Parsiah Majudi. Dia adalah satu-satunya WNI menetap yang sebelumnya berstatus belum bisa dikontak. Pukul 14.30 waktu setempat, dia berhasil dihubungi oleh tim evakuasi Nepal. \"Dia berterimakasih kepada tim evakuasi sudah susah payah mencari. Tapi, dia tetap berniat tinggal karena merasa baik-baik saja,\" jelasnya. Dengan perkembangan itu, pihaknya mencatat hanya lima orang yang putus kontak dengan pihak KBRI di Nepal. Semuanya, merupakan WNI yang berkunjung. Meskipun demikian, tiga orang di antaranya sudah bisa diperkirakan lokasinya, yakni di sekitar hotel Everest. Hotel itu terletak di kawasan Langtang, pada ketinggian sekitar 3 ribu meter diatas permukaan laut. (byu/bil)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: