Anak 9 Tahun di Kuningan Dipasung

Anak 9 Tahun di Kuningan Dipasung

Dirantai di Gubuk, Orang Tua Berdalih Sering Mengamuk KUNINGAN- Fenomena mengharukan terjadi di Desa Gunungkarung, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan. Seorang bocah berusia 9 tahun dipasung oleh ayahnya lantaran sering mengamuk. Anak dengan inisial C itu harus mendekam di sebuah gubuk bilik di samping rumah ayahnya, Iwan (30). Kaki kanannya dirantai hingga tidak bisa ke mana-mana. Ia juga tidak mengenakan baju sehelai pun. Yang sangat menyedihkan, bocah perempuan yang sudah tidak punya ibu ini jadi tontonan warga. Dari penuturan Iwan, anaknya tergolong berkebutuhan khusus. Sejak lahir, sang anak sudah ada kelainan. Ia sering mengamuk dengan membenturkan kepalanya sendiri ke tembok. Hingga akhirnya Iwan memutuskan untuk merantai kakinya di sebuah gubuk. “Kami tinggal di sini (Desa Gunungkarung, red) baru sekitar sebulan. Sebelumnya kami tinggal di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Luragung. Di rumah kami sebelumnya, hampir tidak ada kaca yang utuh akibat sering dipecahkan anak saya ini,” tutur Iwan yang tampak tak bisa berbuat apa-apa itu. Di rumah gubuk tersebut, hanya ditinggali Iwan dan ibunya serta anaknya. Baru sekitar sebulan mereka tinggal di sebuah rumah sederhana di Desa Gunungkarung. Iwan bekerja sebagai buruh tani serta menggembala kerbau. “Amukan anak saya bukan hanya membentur-benturkan kepala, tapi ia gak mau dipakaikan baju. Kalau dipakaikan baju, langsung ia sobek-sobek. Begitu pula kalau dikenakan sarung,” terangnya. Saat lapar dan haus, bocah yang seharusnya menikmati bangku sekolah dasar ini hanya berteriak memanggil ayahnya. “Ibu dari anak saya ini sudah meninggal karena kanker rahim. Semenjak itu, saya hanya bisa mengurus sebisa saya. Sewaktu di Tanjungkerta dulu saya belum sedikitpun mendapat bantuan dari pihak lain, termasuk aparat desa. Semua saya urus dan biayai sendiri, termasuk ketika istri saya menjalani operasi kanker rahim,” ujar Iwan mengenang masa pilu. Kondisi seperti ini menarik perhatian banyak kalangan. Termasuk salah satunya para aktivis Gamas (Gerakan Anti Maksiat) Kuningan. Sekretaris Gamas, Nanang Subarnas SHut mencoba mencari tahu kenapa bocah seusia itu tega dipasung. Kedatangan aktivis Gamas ditemani salah seorang pamong Desa Gunungkarung, Salim. Pemdes setempat hanya bisa memberikan bantuan dalam pengurusan surat-surat perpindahan domisili. Selaku sekretaris Gamas, Nanang merasa sangat prihatin melihat kondisi tersebut. Diharapkan pemda mem­per­hatikan kondisi sosial masyarakatnya dengan turun ke bawah. “Kami berha­rap dinas terkait turun ke lapangan untuk meli­hat kondisi Imi dan keluar­ganya. Ka­sihan mereka sangat mem­bu­tuhkan ulur­an tangan. Bukan hanya ru­mah bilik, tapi anaknya yang ber­kebutuhan khusus patut mendapat penanganan peme­rintah,” pintanya. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: