Digoda Rp550 Juta, BM Tolak

Digoda Rp550 Juta, BM Tolak

Artis dan Manajer Mulai Bantah, Bareskrim Apresiasi Polres Jaksel JAKARTA- Adanya daftar inisial yang diduga milik artis pelaku bisnis prostitusi premium yang tersebar di berbagai media, memunculkan spekulasi. Di antaranya adalah BM, yang diduga merujuk kepada artis seksi Baby Margaretha. Ketika dikonfirmasi mengenai hal tersebut, Baby tegas membantah bahwa inisial tersebut adalah miliknya. “Dari dulu sudah ada seperti itu, nama aku selalu ada. Aku model seksi, imej seksi selalu dikaitkan hal-hal berbau negatif,” ujarnya di Gedung Trans TV, Jakarta Selatan, kemarin. Dia menjelaskan buktinya. “Sampai sekarang nggak ada panggilan polisi atau saya diperiksa sebagai saksi,” terangnya. Sang manajer, Rendi, mengungkapkan bahwa Baby memang pernah beberapa kali digoda untuk di-booking. Biaya yang ditawarkan juga terbilang fantastis. “Paling rendah Rp80 juta, dia minta waktu sama Baby. Tawaran paling tinggi Rp550 juta,” ungkapnya. Soal siapa saja yang pernah ingin mem-booking artisnya tersebut, Rendi mengaku tidak tahu. “Karena tidak aku gubris, itu nggak penting. Kita hanya mau kerja profesional aja dan tidak mau yang macam-macam,” ujarnya. Sementara itu, Polres Jakarta Selatan mengucapkan terima kasih kepada Bareskrim Polri yang dianggap banyak membantu dalam pengungkapan prostitusi kelas kakap. Hal itu diucapkan Kombes Pol Wahyu Diningrat kala Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Budi Waseso menyambangi Polres Jakarta Selatan, Senin (11/5). “Ucapan terima kasih pantas diberikan kepada jajaran Bareskrim,” kata Wahyu Diningrat. Baginya, Bareskrim yang menawarkan bantuan teknis adalah bentuk dukungan kepadapihaknya yang sedang berusaha mengungkap kasus besar. Komjen Pol Budi Waseso mengatakan bahwa sudah selayaknya dia membantu. Diakui Budi, jajarannya memang menggalakan sosialisasi untuk pengungkapan jaringan prostitusi yang sedang marak belakangan ini. “Pekerjaan ini harus dilakukan secara serius,” katanya di Mapolres Jaksel. Pihak Bareskrim diakuinya memberikan bantuan teknologi meski tak memberikan keterangan secara spesifik dari teknologi yang dimaksud. “Yang jelas kita saling berkordinasi dalam kasus ini,” tambahnya. Pengungkapan yang dilakukan Polres Jaksel bagi Budi adalah suatu prestasi. Dia mengakui siap memberikan bantuan kapan saja jika dibutuhkan. “Pengungkapan ini suatu langkah bagus,” kata Budi. Ditambahkannya, hal yang sama juga bisa saja terjadi di daerah lainnya. Untukitu, Budi mengakui akan mengerahkan tim cyber ke daerah-daerah lain untuk pengungkapan kasus yang sama. “Beberapa daerah sudah menjadi target,” kata Budi. Namun, menurutnya kasus yang di luar daerah mungkin akan berbeda, tidak seperti yang terjadi di Jakarta. Sementara, saat ditanya perkembangan penyelidikan kasus ini, Wahyu mengatakan bahwa saat ini masih berlang­sung. Dia kembali menegaskan bahwa subtansi kasus prostitusi ini adalah mucikarinya. “Ada kemungkinan ini merupakan jaringan prostitusi. Jaringan prostitusi merupakan hal yang wajar jika ituterbukti,” katanya. Pihaknya sendiri masih mendalami pemeriksaan terhadap tersangka RA. Keterangannya dibutuhkan untuk menguatkan pasal yang akan menjeratnya kelak. “Keterangan RA bisa dijadikan gambaran tindakannya,” begitu kata Wahyu. Dari sana akan terungkap siapa saja yang melakukan transaksi baik itu pihak pembeli dan penjualnya. Dari bekal itu, petugas Polres Jaksel juga akan meng­analisa lebih dalam. “Ada ke­mungkinan RA juga dike­na­kan pasal perda­gangan manusia,” kata Wahyu. Karena hukuman yang akan dijatuh­kan kepada RA saat ini memang terbi­lang ringan untuk kasus skala pros­titusi high class. Sementara, Wah­yu juga mene­gas­kan bahwa belum ada ter­sangka tambahan yang terlibat dalam kasus itu. (dod/rob)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: