Warga di Dua Desa Terancam Terisolasi

Warga di Dua Desa Terancam Terisolasi

MAJALENGKA - Desa Teja dan Desa Pajajar terancam terisolasi, akibat jalan ambles di Blok Jajaway Desa Teja Kecamatan Rajagaluh, tepat di sebuah tikungan tajam pada tanjakan perbukitan yang curam. Menurut keterangan Asep warga sekitar, tanah ambles tersebut terjadi sejak hampir sebulan yang lalu. Awalnya hanya menimpa tebing jurang di pinggir jalan, namun lama kelamaan merambat ke badan jalan, hingga memakan setengah badan jalan dan menyisakan satu lajur di sisi dalamnya saja. Sedangkan, di sisi luar jalan sudah tidak berbekas lagi, hanya menyisakan bekas aspal di permukaannya saja. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan, karena bukan tidak mungkin semakin meluas hingga terus menggerus ke arah sisi dalam jalan tersebut dan mengakibatkan jalan penghubung Desa Pajajar dan Desa Teja menuju pusat keramaian Kecamatan Rajagaluh jadi terputus. Jalan ambles tersebut saat ini posisinya memanjang kurang lebih sepuluh meter dengan lebar hampir separuh badan jalan. Sedangkan titik jalan yang ambles tersebut memiliki kedalaman kurang lebih lima hingga tujuh meter. Parahnya, titik tersebut berada tepat di tikungan tanjakan Jajaway, sehingga mengancam pengendara yang tidak hafal medan. “Awalnya cuma tebing jurang yang ambles, tapi merambat sampai menggerus jalan. Sekarang kondisinya sangat mengkhawatirkan. Sisa separuh badan jalan memang masih bisa dilalui dengan sistem buka tutup. Tapi kalau amblasan jalannya semakin meluas, nggak tau mungkin bisa putus,” ujar Asep, kemarin (13/5) Untuk membantu keselamatan para pengendara, Asep dan beberapa rekannya berinisiasif melakukan kegiatan pengaturan buka tutup jalan. Karena biasanya kendaraan dari arah atas tidak akan melihat adanya lubang karena terhalang tebing di tikungan. Aktivitas tersebut mereka lakukan sukarela, kalaupun ada yang memberi uang tips itu hanya sebatas kesadaran para pengendara dan tidak memaksa. “Daripada nganggur mending bikin kegiatan positif membantu memperingatkan pengendara agar memelankan laju kendaraanya ketika menuruni tikungan, karena di depannya ada lubang jalan ambles. Tidak narif apalagi maksa, terserah pengendara saja,” ujar Asep. Warga lainnya, Jaja mengaku khawatir jika jalan ambles meluas dan mengakibatkan akses jalan terputus. Sebab jalur tersebut merupakan akses utama warga di Desa Teja dan Pajajar jika hendak menuju wilayah Kecamatan Rajagaluh. Baik aktivitas warga yang bekerja, berdagang maupun bersekolah. Dia mengaku akses alternatif jika jalur tersebut benar-benar terputus hanya bisa melalui kawasan Kecamatan Sindang dan turun ke Salagedang via Gunung Kuning. Alternatif memutar jalan ini menempuh jarak yang lebih jauh belasan kilometer sehingga menyulitkan warga. Atau alternatif lainnya dari Desa Teja mesti menanjak ke Desa Payung yang jalannya masih berupa batuan padat dan sedikit sisa-sisa aspal sirtu, kemudian turun ke Desa Rajagaluh Kidul via Desa Sindangpano. Itupun mesti memutar kurang lebih belasan kilometer. Warga berharap jika jalan ambles tersebut segera dibenahi sebelum semakin parah dan melebar hingga memutus seluruh badan jalan. Sehingga aktivitas warga yang sehari-hari melintasi jalur tersebut bisa terus tersambung dan lancar. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: