Warga Karanggetas Idamkan Jembatan Baru
BANGODUA - Sudah Bertahun-tahun lamanya warga Desa Karanggetas Blok Pecantilan Majakroya RT 17/5 menggunakan jembatan yang terbuat dari bambu untuk beraktivitas. Dalam kesehariannya warga harus melintasi jembatan bambu sepanjang lebih dari 20 meter dengan lebar 1,5 meter. Kondisi jembatan sangat membahayakan, karena tanpa adanya pengaman di sekelilingnya. Pantauan Radar kemarin (20/5), Desa Karanggetas Blok Pecantilan Majakroya RT 17/5 dihuni sekitar 50 kepala keluarga. Bila ingin beraktivitas di menuju Desa Tegalgirang Kecamatan Bangodua, mereka harus melintasi jembatan bambu yang dibuat secara goyong royong itu. Daklan (35), warga Desa Karanggetas Blok Pecantilan Majakroya RT 17/5 mengatakan, dirinya dan warga lainnya sudah puluhan tahun melintasi jembatan yang belum ada namanya ini. Dan setiap tahunnya selalu diperbaiki jika ada batang bambu yang patah ataupun rusak. “Kami sudah puluhan tahun melintasinya. Terkadang kami merasa kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah karena sudah puluhan tahun kami melintasi jembatan ini, namun kenyataannya sampai sekarang belum ada perhatian sama sekali, dari dulu sampai sekarang belum ada pembangunan jembatan yang layak untuk kami,” ujarnya. Daklan berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk warga Desa Karanggetas Blok Pecantilan, karena warga sangat membutuhkan jembatan yang layak untuk mereka seberangi yang keamanannya jauh lebih aman dari sekarang. Sementara itu, Waskito (Bekel) salah satu Pamong Desa Karanggetas mengatakan, pihaknya sudah sering mengajukan untuk pembangunan jembatan di Blok Pecantilan Majakroya, namun sampai saat ini belum ada titik terangnya. Dan masyarakat Desa Karanggetas Blok Pecantilan sendiri sempat membangun pondasi terlebih dahulu secara swadaya 5 tahun yang lalu, namun sia-sia karena terbawa arus banjir Sungai Cibuaya. “Kami sudah sering mengajukan, kenyataannya masih belum ada titik terang mengenai hal ini. Dan saking keselnya masyarakat sendiri sempat membangun pondasi sendiri secara swadaya menghabiskan Rp20 juta, namun sia-sia saja pondasinya hancur terbawa arus banjir Kali Cibuaya,” ujarnya. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: