Calon dari Nasdem Tak Boleh Cacat Hukum

Calon dari Nasdem Tak Boleh Cacat Hukum

BANDUNG- Partai Nasional Demokrat (Nasdem) membuat terobosan dalam kultur politik tanah air. Partai besutan Surya Paloh itu jadi yang pertama menyerahkan daftar nama bakal calon kepala daerah kepada penegak hukum untuk ditelusuri rekam jejaknya. Upaya serius itu terlihat kemarin (20/5). Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bapilu) Partai Nasdem, Enggartiasto Lukita, menyerahkan 30 nama bakal calon kepala daerah kepada Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Barat (Kajati Jabar) Feri Wibisono. Langkah itu ditempuh demi memastikan calon yang bakal dihadirkan ke masyarakat tidak bermasalah. Enggar menjelaskan, Nasdem tidak ingin kecolongan, bila nan­tinya terpilih, sang kepa­la daerah yang diusung berma­salah dengan hukum. “Kita tidak ingin, pas sudah mau pemili­han, malah ditetapkan seba­gai tersangka. Karena itu, kita laku­kan langkah ini,” kata dia. Meskipun memiliki elektabilitas tinggi, kata dia, bila sang calon berpotensi terjerat masalah hukum, terutamanya korupsi, Nasdem tak segan menyingkirkan. Dikarenakan, sebagai partai politik yang membawa slogan perubahan, pihaknya ingin memberi masyarakat sosok kepala daerah yang bersih juga berintegritas. Artinya, lebih baik mengusung yang bersih tapi tidak memiliki elektabilitas tinggi, dibanding mencalonkan yang ke depannya berpotensi bermasalah. “Kami tidak mau menghalalkan segara cara dalam berpolitik,” seru pria yang juga Ketua Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia ini kepada wartawan di Gedung Kejati Jabar, Jl R.E. Martadinata, Bandung. Karena itu, mantan aktivis mahasiswa Bandung ini menegaskan, para calon kepala daerah dari Partai Nasdem, khususnya di Jabar, tidak akan dipungut biaya apapun. Dengan begitu, diharapkan menghindari terjadinya korupsi, bila yang bersangkutan menjabat nanti. Apa yang dilakukan seiring dengan moto perubahan yang diusung partai dalam memberi pendidikan politik kepada masyarakat. “Ya, semua nama untuk seluruh kabupaten dan kota yang mengikuti pilkada serentak di Jabar nanti,’’ sahutnya. Mantan Ketua REI ini menambahkan, ke 30 nama calon kepala daerah di Jabar, berasal dari figur petahana dan nama-nama baru. Kemudian, penyerahan nama calon kepala daerah ke kejati dilakukan tidak hanya di Jabar, tapi seluruh Indonesia. Kajati Jabar Feri Wibisono meng­apresiasi upaya yang dila­kukan Nasdem. Dirinya berjanji, segera mengecek na­ma-nama yang ada di daftar. ’’Kami segerakan, karena tahu ada proses yang harus dilalui ka­der-kader. Maksimal dua minggu untuk mengetahui tentang calon-calon itu,’’ ujar Feri. Feri mengutarakan, hal yang dilakukan Partai Nasdem sebagai budaya politik yang baik. Pasalnya, pemilihan kader dilakukan lebih layak juga bersih. ’’Sama seperti presiden yang menyuruh calon anggota legislatif atau menteri, untuk melapor ke KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Kita harap partai yang lain juga mengikuti,’’ ucapnya. Pengamat politik Universitas Pasundan Iwan Gunawan menilai, hal yang dilakukan Partai Nasdem adalah angin segar dalam dunia perpolitikan nasional. Sebab, dengan begitu masyarakat bisa melihat dengan jelas kandidat yang memiliki integritas. Rakyat diajak memilih figur yang punya rekam jejak baik. Bukan seperti kucing dalam karung. “Kalau begini kan namanya sudah jelas di awal,” ucap dia. Justru, kata dia, patut diperta­nyakan apabila ada kandidat yang punya elektabilitas tinggi, namun tidak diusulkan Partai Nasdem. Sebab, partai sudah punya iktikad baik dalam menjalankan seleksi calon pemimpinnya. “Berani melibas elektabilitas itu keren. Tidak menghalalkan segala cara demi meraih kekuasaan,” ungkap dia. (vil/hen)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: