4.650 Ha Sawah Terancam Kering
Dampak Perbaikan Tanggul Cibuaya, Debit Air Turun LOSARANG– Musim kemarau belum berlangsung lama. Namun ribuan hektare areal pertanian padi di wilayah Kecamatan Losarang sudah terancam kekeringan. Hal ini menyusul terus menyusutnya debit Sungai Cipanas yang menjadi sumber air satu-satunya para petani setempat. Belakangan diketahui, susutnya air Sungai Cipanas diduga disebabkan belum tuntasnya perbaikan Tanggul Cibuaya yang terletak di Desa Rancajawat, Kecamatan Tukdana. Dampak perbaikan tanggul yang menjadi kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk-Cisanggarung itu telah membuat aliran air menuju wilayah Kecamatan Losarang ditutup sementara. Imbasnya bisa diduga. Hanya dalam waktu seminggu, sawah-sawah di Kecamatan Losarang mengalami krisis air. “Kalau sampai seminggu kedepan pasokan airnya tidak kembali normal, petani disini terancam hanya tanam padi dua kali. Itupun kemungkinan berhasil sampai musim panen sangat kecil karena terkendala puncak musim kemarau,” kata Camat Losarang, Mismaka MSi, kepada Radar usai meninjau kondisi air Sungai Cipanas, Kamis (21/5). Mismaka sangat menyayangkan pekerjaan perbaikan tanggul yang tak kunjung selesai hingga datangnya musim tanam sadon. Waktu dimana para petani sangat membutuhkan air untuk memulai menanam padi. Karena itu, dia mendesak agar perbaikan tanggul harus cepat diselesaikan. Selain itu, harus ada jaminan pasokan air bisa kembali berjalan lancar. Tidak hanya mengganggu ketahanan pangan, terjadinya kendala air berimbas besar pada nasib petani. “Ini harus menjadi perhatian serius dan perlu dilakukan evaluasi kedepannya jangan sampai gara-gara perbaikan tanggul justru malah mengganggu ketahanan pangan,” terang dia. Mismaka menyebutkan, luas areal tanaman padi yang terancam kering mencapai 4.650 hektare dan tersebar di 10 desa. Diantaranya Desa Santing, Losarang, Ranjeng, Muntur, Krimun, Puntang, Jangga, Rajaiyang, Pangkalan dan Jumbleng. Rata-rata umur padi sekitar 25-30 hari usai tanam (HST). Agar tak mengalami puso, para petani melakukan pompanisasi secara swadaya. Hanya saja, karena sumbernya berasal dari Sungai Cipanas, ikhtiar itu dipastikan bakal mentok. “Sekarang saja sudah susut. Seminggu lagi kering ini sungai,” ucap dia. Sejauh ini, harapan petani hanya menunggu perbaikan tanggul yang jebol akibat banjir itu tuntas. Pasalnyam menunggu curahan hujan sangat mustahil. (kho)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: