Ancaman Kekeringan Meluas

Ancaman Kekeringan Meluas

LIGUNG – Ancaman kekeringan tidak hanya terjadi di wilayah Jatiwangi, melainkan sudah meluas ke wilayah utara Majalengka seperti halnya Kecamatan Ligung. Sejumlah petani di beberapa desa terpantau sibuk mencari air untuk mengairi padi yang baru ditanam satu pekan. Salah seorang petani Bantarwaru, Uki (52) mengaku musim tanam kedua kali ini sejumlah petani di desanya harus lebih bekerja ektra merawat padi. Pasalnya, memasuki musim kemarau ini sulit mendapatkan air. Petani terpaksa mengandalkan mesim pompa ang digunakan untuk menyedot air di sungai yang jaraknya sangat jauh. Kondisi tanah sudah mulai retak akibat kesulitan mendapatkan pasokan air. Selain mesin pompa, pipa plastik dengan panjang lebih dari lima meter harus disiapkan untuk mengairi lahan. “Akibat hujan tidak turun dalam beberapa minggu terakhir membuat kami kesulitan mengairi sawah. Beberapa tanaman padi juga kondisinya sudah mengering karena kekurangan air. Kami khawatir musim tanam kedua ini hasilnya tidak bagus. Oleh karena itu, musim tandur yang kedua ini saya harus bekerja giat agar mendapatkan hasil panen yang normal,” tuturnya, kemarin (24/5). Menurutnya, musim kemarau kali ini cukup berbeda dibanding tahun lalu. Pasalnya, baru beberapa pekan saja sawah sudah sulit mendapatkan air. Ia makin khawatir tahun ini pasokan air tidak cukup untuk mengairi tanamanya. Jika sampai kekurangan air tanaman padi akan sulit tumbuh. “Kalau terus seperti ini, hasil panen mendatang dikhawatirkan akan mengalami penyusutan yang signifikan. Apalagi musim panen pertama lalu hasil tidak cukup baik, karena berbagai faktor seperti serangan hama,” keluhnya. Hal senada diungkapkan petani lainnya, Tayib (45), yang juga bernasib sama dengan para petani lain. Dirinya harus menggunakan mesin pompa, dan akan menghabiskan beberapa liter premium setiap hari. “Minimnya pasokan air dari saluran irigasi membuat para petani disini menggunakan mesin pompa untuk menyedot air di sungai yang cukup jauh. Itu sih tergantung keberanian para petani kalau ingin dapat panen yang normal. Dari satu hektare saja, saya menghabiskan waktu 17 jam dan setiap dua jam bisa menghabiskan satu liter bensin,” tandasnya. Sementara itu, Camat Ligung Junaedi SSos MPd membenarkan jika petani sudah mulai kesulitan mencari air. Namun hal itu dapat ditanggulangi dengan menggunakan mesim pompa, karena curah hujan dalam beberapa minggu terakhir sudah tidak turun. “Para petani di Kecamatan Ligung seperti Desa Kedungsari, Kedung Kencana, Kodasari, Leuweunghapit, Bantarwaru dan lainnya sudah menggunakan mesin pompa untuk memenuhi kebutuhan air. Kekeringan ini akibat curah hujan tidak ada dan merupakan kejadian alam yang bukan disengaja,” tandasnya. (ono) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: