Rana Disarankan Minta Maaf
AKSI unjuk rasa berisi tuntutan pengusiran TNGC yang mendapat dukungan kuat dari DPRD, mendapat sorotan dari beberapa kalangan. Salah satunya mendoakan semoga apa yang disampaikan Ketua DPRD, Rana Suparman SSos bukan sekadar lips service. “Semoga apa yang disampaikan saudara Rana bukan lips service dan betul-betul diimplementasikan dalam langkah dan waktu yang terukur,” harap Direktur Merah Putih Institut, Boy Sandi Kartanegara, kemarin (27/5). Namun, dia melanjutkan, sebelum Rana menyampaikan janji, seharusnya menyampaikan dulu permohonan maaf kepada rakyat Kuningan. Sebab, Rana juga menjadi bagian dari pengambilan keputusan yang mengusulkan pembentukan Taman Nasional. “Saya pribadi berpendapat bahwa saat ini, suka atau tidak suka, mau tidak mau, kita harus ikhlas kendatangan ‘anak kost’ yang bernama TNGC demi kepentingan konservasi kita. Kalau masih belum menerima, salurannya adalah PTUN untuk membatalkan SK Menhut RI tentang Penetapan TNGC,” ucapnya. Kalaupun rakyat Kuningan sudah bisa menerima Taman Nasional (TN), sambung dia, tinggal TN tahu diri untuk ikhlas mengakomodasi kepentingan masyarakat desa yang bersinggungan dengan wilayahnya. Dia merasa yakin TN punya pemahaman yang sama bahwa akar dari perambahan hutan adalah kesejahteraan. “Kita set back ke belakang dimana pada saat itu Kuningan ngotot ingin Ciremai dijadikan TN dengan dasar bahwa kita tak punya cukup dana untuk mengurus Ciremai yang selama ini sudah menghidupi kita,” ajaknya. Melihat fenomena hari ini, dimana para wakil rakyat tiba-tiba ngotot ingin TN dibuang, dirinya jadi bingung. Padahal sebagian dari mereka ikut dalam proses pengusulan pembentukan TN. “Apakah pada saat mereka memikirkan perlunya TN sudah dikaji secara utuh dan matang? Saya malah apresiasi advokasi yang dilakukan kawan-kawan Gempur. With or without TN, masyarakat desa yang berbatasan dengan hutan harus menikmati kue pembangunan,” kata pria berambut ikal itu. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: