Tak Lelah Mengukir Sejarah
BERLIN- Sejarah terukir di final Liga Champions yang berlangsung di Olympiastadion, Berlin, kemarin dini hari WIB (7/6). Barcelona yang menghadapi Juventus di partai puncak tampil sebagai jawara setelah meraih kemenangan dengan skor 3-1 (1-0). Kemenangan itu menyempurnakan koleksi treble winners atau tiga gelar juara yang diraih Barcelona pada musim ini. Sebelumnya Andres Iniesta dkk mengamankan trofi Primera Division dan Copa del Rey atau Piala Raja. Barca- julukan Barcelona- pun tercatat dalam sejarah sebagai tim pertama yang meraih double treble atau dua kali treble winners. Treble pertama mereka bukukan pada musim 2008-2009. Saat itu Barcelona masih ditangani Josep Guardiola. Pelatih Barcelona Luis Enrique tak bisa menyembunyikan kegembiraan. Maklum, dia sempat diragukan bisa meraih sukses ketika Barca menghadapi banyak kendala di pertengahan musim. Apalagi, ini merupakan musim pertamanya menangani tim yang bermarkas di Camp Nou tersebut. “Ini final yang sangat spektakuler. Final Sangat menegangkan,” ungkap Enrique kepada situs resmi UEFA. Mantan pelatih AS Roma dan Celta Vigo itu merasa puas bisa membawa Barcelona mengukir sejarah. Namun, Enrique menegaskan bahwa La Blaugrana- julukan lain Barcelona- tak akan pernah lelah untuk menorehkan sejarah. “Kami ingin menjadi tim pertama yang bisa mempertahankan gelar di Liga Champions. Dalam sepuluh tahun terakhir, ini (Barcelona) adalah tim yang paling sukses,” tandasnya. Tanda-tanda kemenangan Barca sudah terlihat saat laga baru berjalan empat menit. Ivan Rakitic yang menerima umpan dari Iniesta berhasil menaklukkan kiper Juventus Gianluigi Buffon. Alvaro Morata memang sukses menyamakan skor menjadi 1-1 pada menit ke-55. Namun, dua gol lewat skema serangan balik membuyarkan impian Juve untuk meraih treble pertama. Dua gol penentu kemenangan Barca dicetak Luis Suarez pada menit ke-68 dan Neymar (90+7’). “Para pemain telah menunjukkan rasa lapar akan kemenangan. Kami harus mempertahankan sikap seperti itu untuk meraih lebih banyak gelar,” tutur pelatih berusia 45 tahun tersebut. Kubu Juve yang diwakili pelatihnya, Massimiliano Allegri, hanya bisa menyesali lahirnya gol kedua Barca lewat Suarez. Menurut Allegri, gol itu telah membunuh harapan Si Nyonya Tua, julukan Juventus. “Kami punya kesempatan untuk menyamakan kedudukan. Namun, Barcelona memiliki tiga penyerang yang mematikan. Anda akan kesulitan menghadapi lawan seperti itu,” kata Allegri kepada Football Italia. “Ada momen di mana kami begitu berambisi mencetak gol kedua. Namun, kami membiarkan pertahanan begitu terbuka sehingga tercipta gol lewat serangan balik,” ucapnya. Mantan pelatih AC Milan tersebut mengakui, secara teknis Barca memang lebih baik daripada Juve. Selain itu, Iniesta dkk lebih berpengalaman tampil di final Liga Champions. Barca kini sudah tampil dalam empat edisi final Liga Champions sejak 2006 dan sudah empat kali pula jadi juara. Bandingkan dengan Juve yang baru kembali ke final pada musim ini sejak 2003. “Sekarang tugas kami adalah melakukan konsolidasi agar kami tetap berada dalam posisi delapan besar Eropa serta menjadikan kami lebih kuat di Serie A,” tegasnya. (c9/bas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: