Persela Belum Beri Sinyal
JAKARTA - Persela Lamongan belum memutuskan keikutsertaan mereka di Piala Presiden. Pelatih Iwan Setiawan menyerahkan masalah tersebut kepada manajemen Lumba-Lumba Biru. Iwan sendiri tetap berpatokan kepada regulasi PSSI dan FIFA dalam mempertimbangkan keikutsertaannya dalam sebuah turnamen. \"Kewenangan memang ada di tangan manajemen. Tapi, saya akan memberikan masukan kepada manajemen karena turnamen ini bukan digelar oleh federasi resmi. Kami pelaku sepak bola tetap berdasarkan aturan PSSI dan statuta FIFA, bahwa yang berhak menggelar turnamen atau kompetisi resmi adalah PSSI,\" kata Iwan Setiawan, mantan pelatih Persija Jakarta, kemarin. Rencananya, pihak Kemenpora melalui Tim Transisi bakal menggelar Piala Presiden yang akan digulirkan, Selasa (16/6) mendatang. Total hadiahnya pun terbilang cukup besar karena mencapai Rp 10 miliar. Apalagi pihak Kemenpora akan memberikan uang pembinaan senilai Rp 100 juta kepada setiap klub peserta. \"Kemungkinan saya akan bersedia menyiapkan tim jika manajemen bisa menunjukan kalau Kemenpora benar-benar berniat baik memperbaiki sepak bola kita. Jika tidak bisa, saya menyarankan ke manajemen untuk berpikir ulang ikut turnamen. Menurut saya, langkah intervensi Kemenpora ke PSSI sudah menyalahi aturan,\" ucapnya. Demi memuluskan turnamen, Net TV dan beberapa sponsor sudah diajak ikut rapat di kantor Kemenpora, Jumat (12/6) lalu dengan Tim Transisi. Walaupun nyatanya, mereka belum memperoleh keputusan pasti dari Kemenpora terkait hak siar dan lain-lain. Untuk itu, Iwan masih belum tertarik dengan solusi yang ditawarkan Kemenpora setelah Liga Indonesia (LI) mati suri. \"Manajemen harus memanggil seluruh pemain dan jajaran pelatih, lalu dilanjutkan persiapan tim. Itu semua butuh waktu. Kalau kami dijadwalkan melawan Persib Bandung (16/6), bagaimana mungkin kami bisa melakukan persiapan dengan baik,\" tutur juru taktik berlisensi A AFC dan FIFA Youth Elite itu. Kondisi ini pun berbeda dengan PT LI yang kerap melakukan persiapan di beberapa pekan sebelumnya. Operator kompetisi tersebut juga sudah mempublik perihal jadwal lengkap selama satu musim ke depan sehingga seluruh klub bisa menyiapkan tim secara maksimal. Bahkan pihak klub bisa melakukan uji coba jelang kompetisi dimulai. Sedangkan turnamen bentukan Kemenpora terkesan dipaksakan. Soalnya, perangkat pertandingan, seperti wasit dan panitia pelaksana pertandingan sampai hari ini masih simpang siur kabar beritanya. Oleh karenanya, Tim Transisi harus sudah bisa mempersiapkan elemen pertandingan dari jauh-jauh hari bukan dengan cara mendadak seperti ini. Memang tidak dipungkiri kalau pihak klub, pelatih dan pemain membutuhkan penghasilan. Namun, jika rancangan turnamennya sudah seperti ini tentu mereka tidak bisa bertanding dengan tenang. Sementara pengelola klub masih harus menggelontorkan dana yang sangat besar jika memang ikut dalam turnamen tersebut. “Jika sudah seperti ini, bagaimana kami bisa maksimal berlaga. Padahal dengan ikut turnamen ini, tentunya manajemen akan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Jadi sebaiknya memang perlu dipikirkan dengan baik terkait undangan turnamen itu,\" terang pelatih yang pernah membantu tim ibu kota menduduki peringkat 5 di LI musim 2011/2012. Pelatih yang sekarang ini menukangi Persela Lamongan itu sendiri belum mendapat pemberitahuan dari manajemen apakah mereka ikut turnamen itu atau tidak. Hanya saja beberapa pengurus berjuluk Lumba-Lumba Biru hanya memberitahukan manajemen baru mendapat surat ajakan ikut turnamen itu. Saat ini mungkin manajemen sedang membuat keputusan. \"Turnamen ini tidak bisa memberikan harapan bagi tim peserta untuk meningkatkan prestasi ke jenjang kompetisi tingkat selanjutnya, seperti ke AFC Cup. Lagipula, apakah turnamen ini benar-benar sudah siap digelar karena belum ada persiapan apa-apa. Ditambah lagi, penyelenggara belum melakukan pertemuan dengan klub peserta,\" pungkas Iwan. (agn)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: