ESDM Tepati Janji, Kerja Sama dengan NU
Pengadaan Listrik Energi Terbarukan untuk Pesantren SUMBER - Kementerian Kementerian Sumber Daya Alam dan Mineral (ESDM) melakukan silaturahmi dengan perwakilan seluruh pondok pesantren sewilayah III Cirebon di Pondok Pesantren Ulumudin, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon, Sabtu (13/6). Hal itu menindaklanjuti program kerja sama antara Nahdlatul Ulama dengan ESDM terkait pemberdayaan umat melalui pesantren-pesantren yang sudah dibicarakan sebelumnya. Hadir dalam pertemuan itu dihadiri Kedatangan Wakil Menteri ESDM, Ir Widiawan. Dalam kesempatan itu Widiawan membahas kerja sama pengadaan listrik dengan energi terbarukan untuk pesantren-pesantren dan sekitarnya. \"Kerja sama dengan ESDM tentu berkaitan dengan energi. Energi terbarukan itu seperti tenaga surya, air dan biogas,\" tandas Widiawan. Menurutnya, seperti rencana semula, program kerja sama tersebut akan menggunakan APBN. Namun, jika menggunakan APBN, maka akan menemui banyak kendala. Lantaran harus melalui pemerintah daerah ataupun dewan. Hal tersebut pernah terjadi di salah satu provinsi. Menurutnya, pada saat program sudah berjalan, diambil alih pemerintah daerah setempat. Sehingga pesantren yang mengelola merasa kecewa. \"Di kementerian sudah ada Rp2,3 trilun untuk program ini. Namun terkendala itu tadi, karena melalui APBN,\" terangnya. Sehingga mucul alternatif lain, yakni dengan pola dana bergulir. Misalnya dikasih pinjaman lunak. Artinya nanti pesantren harus membayar cicilan pengadaan alat tersebut. \"Nanti kan hasilnya dijual ke PLN. Nah dari situ sebagian untuk cicilan. Sebelum lunas alat tersebut belum jadi hak milik,\" paparnya. Dengan seperti itu, menerutnya, tidak ada batasan dan prosedur yang harus ditempuh. Artinya tidak serumit jika melalui APBN. Saat ditanya soal anggaran, Widiawan memperkirakan untuk satu paket alat dibutuhkan biaya sedikitnya Rp2,5 miliar. \"Kalau APBN nanti yang dapat terbatas, sedangkan dana bergulir bisa 1.000 atau 2.000 pesantren sekaligus,\" ungkapnya. Ketua PCNU Kabupaten Cirebon KH Ali Murtadlo membenarkan bahwa, pertemuan keamrin merupakan tindak lanjut dari pertemuan seblumnya. \"Kalau dulu kan sekadar diskusi tukar informasi. Ini juga masih tahap awal, belum sampai realisasi,\" tuturnya. PCNU, kata pengasuh Ponpes Ulumudin ini, hanya sebatas memfasilitasi pesantren-pesantren yang tersebar di wilayah III Cirebon. Terkait dengan program pemberdayaan masyarakat melalui energi, sampai saat ini belum final. Artinya, ratusan pesantren yang diundang tersebut belum tentu mendapatkan program tersebut. Meski demikian menurutnya, jika dilihat dari kriteria, sedikitnya 70 persen dari seluruh ponpes yang hadir telah memenuhi syarat. Misalnya, untuk biogas harus ada 500 santri. Kemudian ada ketersediaan energi alam seperti air dan panas. \"Yang cocok digunakan, adalah energi surya dan air. Karena keadaan pesantren kita banyak dipedalaman. Sementara jika menggunakan angin, biayanya lebih mahal,\" jelasnya. Dirinya berharap, adanya program ini bisa lebih memajukan pesantren dan masyarakat sekitar. Karena itu untuk menyukseskan program ini, sangat perlu adanya sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengoperasikan alat tersebut jika program ini bisa diaplikasikannya. “Saya hanya berharap dengan adanya program, ini bisa untuk menjalin silaturrahmi yang lebih dekat, baik di antara pesantren maupun masyarakat sekitar,” harapnya. (arn).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: