Sepakat Hari Santri 22 Oktober
CIREBON - Usulan hari santri nasional jatuh pada tanggal 22 Oktober harus segera direalisasikan presiden RI Ir Joko Widodo. Sebab, tanggal tersebut menjadi tonggak sejarah perjuangan ulama dan santri dalam memperjuangkan kemerdekaan NKRI melawan penjajah. Hal ini disampaikan, Pengasuh Pondok Pesantren Kempek, Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon KH Mustofa Aqil Siradj, saat memberikan sambutan di acara silaturrahmi ulama sewilayah III Cirebon dalam menyambut Ramadan 1436 H, di Attaqwa, Rabu (17/6). Dia mengatakan, pada 22 Oktober 1945 lalu adalah sejarah bagi santri dan ulama ikut angkat senjata untuk mempertahankan kemerdekaan. Saat itu perlawanan para santri dan ulama terhadap sekutu dipimpin langsung oleh KH Hasyim Asy\'ari, pendiri NU yang juga kakek dari Gus Dur. \"22 Oktober merupakan langkah awal perjuangan kita melawan penjajah. Sementara puncaknya tanggal 10 November yang biasa kita sebut sebagai hari pahlawan. 22 Oktober mengingatkan NU dengan perjuangan salah satu santri dari Tebuireng, Jombang yang meletakkan bom pada kendaraan Brigjen Malaby. Jadi kami minta pemerintah merealisasikannya,” terangnya. Menurut Mustofa Aqil, adanya hari santri nasional dapat mengangkat harkat dan martabat santri. Saat ini Ketua Umum PBNU Prof DR KH Said Aqil Siradj MA sedang bertemu dengan Presiden Joko Widodo guna menegaskan tanggal 22 oktober ditetapkan sebagai hari santri nasional. “Pak Jokowi minta 1 Muharram sebagai hari santri. Tapi itu tidak bisa, karena 1 Muharram merupakan hari umat muslim sedunia. Sedangkan hari santri adalah mereka yang berjuang memerdekaan NKRI dari penjajah saat itu,” ungkapnya. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: