Suhu Tembus 36 Derajat Celcius
MAJALENGKA - Hari pertama di bulan suci Ramadan ini, sebagian warga Majalengka lebih memilih mengurangi aktivitas di luar ruangan, karena teriknya sinar matahari dan suhu yang mencapai 36 derajat celcius. Sehingga kawasan perkotaan menjadi sepi dari aktivitas warga. Seperti terlihat pada sejumlah jalan protokol di Majalengka yang tampak lebih lengang dari biasanya. Kamis pagi (18/6) hingga menjelang siang, di Jl KH Abdul Halim hanya bisa dihitung dengan jari jumlah kendaraan yang melintas per menit. Kondisi tersebut berbeda dari biasanya, dimana jalan utama di pusat kota Majalengka ini sangat padat oleh aktivitas warga. Mulai dari yang bekerja, sekolah, hingga aktivitas warga lainya yang berniaga. Misalnya di Jalan KH Abdul Halim mulai dari titik bunderan Cigasong hingga pertigaan Tonjong, dimana dalam satu menitnya kendaraan roda empat rata-rata kurang dari 20 unit, dan untuk sepeda motor hanya 30-40 unit saja. Berbeda dengan hari-hari biasa, ruas Jl KH Abdul Halim tersebut bisa dibilang merupakan salah satu titik yang paling ramai. Mengingat ada sejumlah fasilitas pelayanan publik milik instansi pemerintahan seperti Polres, Disdukcapil, dan Disnaker, kawasan perniagaan dan perbankan, serta fasilitas publik lainnya. “Mau aktivitas di luar ruangan panasnya gak kebayang, saya lihat di aplikasi pengukur suhu pada ponsel android ternyata suhunya memang sedang panas-panasnya dan mencapai 36 derajat celcius. Jadi nambah ciut aja buat motor-motoran di cuaca panas terik kaya gini,” ujar Fendi, salah seorang warga Majalengka Wetan. Dia dan beberapa rekan lainnya sengaja memadatkan agenda kerja sampai sebelum duhur. Setelah waktu duhur atau setelah melaksanakan salat duhur di musala, mereka memilih berdiam diri sejenak di dalam musala yang suhu udaranya cenderung lebih sejuk dibanding suhu di luar. “Kebetulan sudah selesai menjalankan aktivitas, dari tadi pagi memang sengaja perbanyak mobilitas mumpung suasananya belum begitu panas. Jadi sekarang setelah waktu duhur bisa meminimalisir aktivitas di luar ruangan,” jelasnya. Kondisi seperti ini juga nampaknya tidak hanya terjadi di pusat kota Majalengka saja. Di jalur luar kota lainnya, seperti jalur Sidangwangi-Rajagaluh atau Rajagaluh-Cigasong kondisi jalan nampak lebih lengang. Meskipun ada beberapa kendaraan roda empat yang melintas, namun didominasi pelintas luar kota karena terlihat dari plat nomor kendaraan. “Biasanya kalau awal-awal bulan Ramadan suka sepi, nanti ramainya setelah ashar, suka banyak yang ngabuburit. Malahan suasanya jalan jadi lebih sempit akibat banyaknya sepeda motor warga yang ngabuburit memadati setiap ruas jalan,” paparnya. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: