Rana Janji Tuntaskan Kisruh TNGC
KUNINGAN – Setelah sebelumnya tidak mengomentari polemik Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), Ketua DPRD Rana Suparman SSos akhirnya angkat bicara. Namun dirinya tidak mengeluarkan pernyataan panjang lebar. Kepada para awak media, politisi PDIP tersebut hanya berjanji akan menuntaskan persoalan tersebut. “Tidak akan seperti kisruh Talaga Nilem. Kita akan tuntaskan. Tapi karena ini masalahnya dengan pusat, ya nanti kita akan bertemu langsung dengan menterinya. Bila perlu nanti menterinya yang akan ke Kuningan,” ucapnya saat ditemui Radar di ruang lobi DPRD, kemarin (19/6). Selanjutnya, Rana lebih banyak menanggapi usulan kocok ulang alat kelengkapan dewan (AKD). Proses tersebut, menurut dia, sedang berjalan. Namun PDIP ingin bersikap santun dalam menjalin komunikasi politik. Dari nada bicaranya, Rana terkesan berat untuk mengakomodasi usulan tiga fraksi yang menginginkan kocok ulang. “Dulu ketika PDIP diidentifikasi kurang kekuatan, kita pernah mengajak kekeluargaan kepada mereka yang mengusai (KMP, red). Tapi suara kami nggak didengar,” tuturnya. Hingga akhirnya ada yang bersedia mundur dari kekuatan “tetangga” sehingga kekuatan menjadi sama 25-25 kursi. Pada posisi pimpinan DPRD, dari empat orang, hanya Rana yang berseberangan secara politik. Ini berdampak kepada kurangnya perolehan suara di komisi, sehingga tiga komisi berhasil dikuasai KIH. “Dari empat pimpinan kan cuma saya yang beda (berada di kubu KIH, red). Nah ini berpengaruh pada suara di komisi yang kurang pada saat pemilihan pimpinan komisi. Sehingga, tiga dari empat komisi dikuasi oleh kita,” kata Rana. Kembali pada usulan kocok ulang AKD, pihaknya mempertimbangkan usia AKD yang baru beberapa bulan. Kalaupun tetap harus dilakukan, pihaknya ingin bersikap santun. Semua elemen yang ada di DPRD diajak bicara. “Etikanya kan begitu, kita ingin santun sesuai dengan budaya sehari-hari,” tandasnya. Diakui Rana, kocok ulang AKD tidak melanggar aturan meski dilakukan tiap minggu. Itu tergantung situasi dan target politik. Dari sisi prestise, kemungkinan yang bersinggungan dapat dibuang. Sedangkan dari sisi kekuasaan, sudah barang tentu siapapun ingin membangun kekuatan. Salah satu penyebab mencuatnya usulan kocok ulang AKD, Rana membenarkan akibat merebaknya isu komersialisasi Raperda. Tapi dia menegaskan, itu hanya salah satu saja. “Pada akhirnya, tangan Tuhan yang membukanya (isu komersialisasi Raperda, red). Harapannya nanti ada keinsyafan kolektif,” pungkasnya. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: