Petani Sedot Air Limbah

Petani Sedot Air Limbah

Berisiko Ganggu Pertumbuhan Padi, Biaya Pompa Bengkak PATROL– Berbagai cara dilakukan para petani di wilayah pantura Kecamatan Patrol agar sawahnya tetap berproduksi dimusim kemarau ini. Sampai-sampai, air limbahpun mereka sedot untuk menghindari gagal tanam. Air limbah yang dimaksud, adalah air yang berasal dari pembuangan rumah tangga dan industri kecil yang dibuang ke saluran pembuang di pinggir jalan raya pantura Patrol menuju kali Bugel. “Yang penting kami bisa tanam padi dan selamat sampai panen. Air limbah pun kami sedot,” ujar Tadi, petani asal Desa Bugel, Kecamatan Patrol, Jumat (19/6). Dia bersama beberapa petani melakukan hal itu, lantaran air dari jaringan irigasi yang dikelola PJT Divisi II Patrol dianggap sudah tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan air ke semua areal persawahan sampai musim kekeringan tuntas. Walau diakui Tadi, kualitas air di saluran pembuang tersebut sangat rendah lantaran sudah tercemar. Namun, karena sudah tidak ada lagi sumber lain, maka air limbahpun dimanfaatkan. “Daripada dibuang ke laut, lebih baik kami manfaatkan,” katanya. Walau begitu, pemanfaatan air limbah ini bukan tanpa risiko. Selain berpengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi padi, biaya menyedot air dengan diesel memerlukan biaya yang tidak sedikit. Untuk biaya sewa, membeli bahan bakar maupun biaya operasional dibutuhkan dana paling sedikit Rp100 ribu sehari. Selain biaya tersebut, petani juga harus membeli selang plastik berdiameter besar untuk mengalirkan air dari kali ke sawah. Jarak dari tepi sungai ke sawah bervariasi, antara 200 meter hingga 500 meter. “Kami pun patungan supaya biayanya lebih kecil,” lanjut bapak tiga orang anak ini. Cara serupa juga dilakukan para petani di Desa Anjatan Utara, Kecamatan Anjatan. Petani di desa itu yang akan maupun baru menanam padi juga mengoperasikan mesin penyedot air dari kali pembuang Panggang Welut. Malah, penggunaan pompa untuk lahan pertanian di desa itu, tidak tergantung pada musim tertentu, seperti saat kemarau. Pada musim hujan pun, meski air berlimpah, tapi karena lahan sawah berada lebih tinggi dari aliran air, pompa tetap diperlukan. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: