Pemkab Temui Korban Semburan
TUKDANA- Asisten Daerah (Asda) Ekonomi dan Pembangunan Pemerintah Kabupaten Indramayu, Drs H Susanto BAE MSi melakukan pertemuan dengan korban semburan air, bercampur lumpur dan gas di Balai Desa Sukapera, Kecamatan Tukdana, Rabu (24/6). Pertemuan tersebut membahas berbagai keluhan yang diungkapkan warga, sekaligus mencari solusi untuk permasalahan tersebut. Apalagi, dampak semburan kian meluas seiring krisis air bersih yang mulai melanda. “Kami krisis air bersih karena sumur air tanah sudah tidak bisa dipakai. Kami khawatir sumur bor malah mengeluarkan semburan karena di rumah beberapa warga, kemunculan semburan diawali dari lokasi sumur bor,” ujar Kuwu Sukaperna melalui Lurah Daski, kepada Radar, Rabu (24/6). Tak hanya itu, kata dia, banyak warga yang mulai terserang penyakit khususnya pernapasan. Warga mengeluh sesak napas karena setiap hari menghirup aromas gas yang sangat menyengat dari tujuh lokasi semburan di dua blok. Asda Ekbang, Drs H Susanto BAE MSi mengungkapkan, pemkab sengaja mengundang PT Pertamina sebagai tim ahli untuk menjelaskan kepada warga mengenai semburan air dan gas. Penjelasan ini penting untuk menepis anggapan bahwa semburan air dan gas itu akibat bocornya pipa gas dari Pertamina. “Kami berupaya mencari solusi untuk mengatasi semburan air dan gas yang masih terus aktif sampai satu bulan ini,” tutur Susanto. Diungkapkan dari, dari penjelasan tim ahli pertamina, ternyata gas yang keluar dari dalam tanah berbeda dengan kandungan gas yang diesksplorasi pertamina. Oleh sebab itu, belum bisa ditentukan penanganan untuk menghentikan semburan. “Kapasitas pertamina di sini sebagai tim ahli. Kami berharap agar warga tidak salah paham terkait semburan gas itu,” katanya. Untuk penanganan krisis air, kata Susanto, pihaknya akan menerjunkan tim dari PDAM untuk menguji kandungan air tanah di sumur-sumur warga, termasuk dari lokasi semburan. Perlu diketahui, apakah air yang keluar aman untuk digunakan atau tidak. Bila air semburan tidak bisa digunakan, pemkab akan menginstruksikan PDAM mengirimkan pasokan air bersih. Sedangkan untuk warga yang mengalami sesak napas, pemkab akan berkoordinasi dengan rumah sakit. Diharapkan, warga bisa mendapatkan pengobatan atas keluhan yang dialami. Sementara itu, perwakilan PT Pertamina EP Asset III, Ernita menjelaskan, semburan gas bercampur air tersebut murni fenomena alam. Gas tersebut tergolong gas liar dari lapisan bumi karena berada di kedalaman 30 meter. Komposisi gas ini berbeda dengan gas pertamina. Seperti diketahui, pertamina melakukan eksplorasi gas di kedalaman 1.000-2.000 meter di bawah permukaan tanah. Setelah uji lab, kesimpulan ini juga semakin kuat, karena kandungannya berbeda dengan gas pertamina. “Kami siap untuk membantu warga jika dibutuhkan tentunya sesuai dengan kapasitas kami,” ungkapnya. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: