Pemkab Bakal Bangun Taman Lagi
KUNINGAN – Semenjak dicanangkan sebagai kabupaten konservasi, sudah banyak dibangun taman-taman di Kabupaten Kuningan. Bahkan saat ini direncanakan pembangunan sebuah taman di belokan Bundaran Cijoho. Dana yang dihabiskan kemungkinan besar cukup fantastis. Pantauan Radar, area lahan yang sebelumnya terpampang tulisan dalam sengketa itu sudah menjadi kepemilikan Pemkab Kuningan. Sejumlah papan reklame sudah dirobohkan lantaran direncanakan hendak dibangun taman. Bahkan di sekeliling area tersebut kini sudah ditutup seng, sebagaimana biasanya sebuah proyek pembangunan sedang dikerjakan. Jika taman di sebelah utara Bundaran Cijoho itu kelar, maka menjadi tambah panjang deretan nama taman-taman di Kota Kuda. Mulai dari Taman Kota, Taman Cirendang, Taman Winduhaji, Taman Windusengkahan, dan beberapa taman lainnya. Entah urgensinya tinggi atau tidak, yang jelas pembangunan taman tersebut menelan biaya cukup besar. Kepala Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya (DTRCK), HM Ridwan Setiawan MSi saat dikonfirmasi belum memberikan penjelasan. Namun Radar memeroleh keterangan dari berbagai sumber, area di sekitar Bundaran Cijoho tersebut memang hendak dibangun taman. Dalam menyikapi hal itu, Ketua Himapekar (Himpunan Mahasiswa Peduli Keadilan Rakyat), Rudi Komaruddin merasa ada kekurangadilan dari program yang digulirkan pemerintah. Terutama ketika membandingkan antara proyek pembangunan taman dengan kebutuhan infrastruktur jalan di masyarakat. “Kalau dianalisis, taman-taman yang ada itu hanya tamkot yang ramai pengunjung. Sedangkan taman-taman lainnya, saya melihat sepi-sepi saja. Taman Cirendang yang menghabiskan biaya miliaran rupiah, kini seolah tak memiliki fungsi apa-apa,” kritiknya kepada Radar, kemarin (26/6). Jika pembangunan taman di Bundaran Cijoho pun menelan biaya besar, kata dia, maka ketidakadilan akan semakin terasa. Sebab, di sisi lain banyak masyarakat yang membutuhkan infrastruktur jalan yang mulus, terutama jalan lingkungan. Padahal untuk pemulusan jalan lingkungan tersebut tidak menelan biaya sampai bermiliar-miliar rupiah. “Jalan lingkungan itu, dengan anggaran 200 juta rupiah juga kayaknya cukup. Bisa dengan juksung (tunjuk langsung) tanpa tender, yang artinya lebih simpel. Daripada pura-pura tender padahal juksung,” ketusnya. Dari pengamatannya, begitu banyak jalan lingkungan yang membutuhkan sentuhan pemerintah. Jika hal ini dilaksanakan secara bertahap, maka kemulusan jalan bakal semakin dirasakan masyarakat. Menurut dia, program pemulusan jalan lingkungan lebih fungsional ketimbang pembangunan taman. “Kalau jalan lingkungan itu dirasakan secara nyata oleh masyarakat, meskipun anggarannya tidak terlalu besar. Kalau taman, hanya orang-orang tentu yang merasakan dan anggarannya pun butuh besar. Ditambah lagi nanti biaya perawatan yang saya yakin tidak sedikit,” kata Rudi. Dirinya mengakui saat kini anggaran desa mulai meningkat. Namun peningkatan tersebut dilaksanakan secara bertahap. Mestinya, lanjut dia, sambil menunggu proses penganggaran ke desa stabil, Pemkab Kuningan perlu memprioritaskan pemulusan jalan-jalan lingkungan. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: