Warga Manggari Tuntut Bupati

Warga Manggari Tuntut Bupati

Pertanyakan Kelanjutan Pembangunan Pabrik Garmen KUNINGAN - Puluhan orang yang mengatasnamakan warga Desa Manggari Kecamatan Lebakwangi, melakukan aksi demonstrasi di depan Gedung Pendopo Kuningan, kemarin pagi (7/7). Mereka menuntut kejelasan terkait  kelanjutan pembangunan pabrik garmen di wilayah tersebut. Awalnya, kehadiran pabrik tersebut memberikan secercah harapan untuk memperbaiki kehidupan warga sekitar. Mereka tidak perlu bekerja ke kota besar, tapi harapan itu mulai sirna seiring dengan belum keluarnya izin dan tidak ada kelanjutan pembangunan pabrik. Mereka datang dengan menggunakan truk dan kendaran bak terbuka. Selain menaiki mobil, mereka pun membawa poster dan spanduk. Salah satu spanduk bertulisan, Buktikan Janjimu Lapangan Pekerjaan Untuk Rakyat. Selain spanduk, mereka pun berorasi, yang intinya menuntuk bupati agar bisa menyediakan lapangan pekerjaan. Mereka berharap permintaan ini bisa dikabulkan karena pemerintah sendiri yang sudah menjanjikan. Demo mereka mendapat pengawalan aparat keamanan sehingga aksi berjalan lancar. Kemudian, aksi mereka pun tidak membuat arus lalulintas tersendat. Setelah melakukan negoisasi dengan aparat, sembilan orang perwakilan dari warga diterima oleh Sekda Kuningan, Drs H Yosep Setiawan MSi. Mereka mempertanyakan janji pemerintah mengenai penyediaan lapangan pekerjaan dan tentu juga kelanjutan pembangunan garmen yang dianggapnya bakal menyerap lapangan pekerjaan oleh warga Desa Manggari. “Tadi pada pertemuan dengan sekda. Kami memberikan waktu tiga hari untuk menyelesaikan masalah ini. Apabila tidak ada jawaban jelas, maka kami akan mengerahkan massa dalam jumlah banyak,” ancam Bendahara Gerakan Nasional Penegak Hak Azasi Manusia DPC Kuningan, Uun Sumirat kepada wartawan. Pihaknya mendampingi warga untuk memperjuangkan janji pemerintah, yakni akan memberi pekerjaan. Warga sendiri sudah menanti sejak dua tahun lalu. Namun hingga saat ini belum ada kepastian. Dan pada akhirnya massa datang ke pendopo untuk menanyakan kepastiannya. “Kami tidak segan membawa massa dalam jumlah banyak agar bupati mengatahui warga tidak main-main dengan tuntutan ini,” jelas Uun. Terpisah, Yosep membantah pihaknya memberikan waktu tiga hari untuk memberikan jawaban kepada warga terkait masalah kelanjutan pabrik garmen. Yang ada, kata dia, adalah akan membahas masalah ini dengan bupati dan pihak terkait. Setelah itu maka akan dilakukan pertemuan setelah lebaran. “Ini saksinya kabag humas. Jadi kami tidak janji tiga hari, namun akan diselesaikan setelah lebaran. Sebab, permasalahan ini tentu harus dibahas dan keputusannya ada di bupati,” ucap Yosep. Dia tidak bisa menerangkan keputusan apa yang nanti akan diberikan karena belum dibahas. Untuk itu warga sebaiknya bersabar. Usai perwakilan massa bertemu dengan sekda, massa dengan tertib masa pun membubarkan diri. Mereka sengaja tidak membawa motor supaya kompak. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: