Kualitas Atlet Wushu Meningkat

Kualitas Atlet Wushu Meningkat

CIREBON - Ketua Umum Pengurus Cabang Wushu Indonesia (Pengcab) WI) Kabupaten Cirebon, Eko Roeswiyanto memastikan para atletnya siap mengikuti Kejuaraan Daerah (Kejurda), September mendatang. Menurut Eko, dibawah bimbingan pelatih Andreas Leimena, kini atlet junior sanshou (tarung) WI Kabupaten Cirebon sudah mengalami banyak peningkatan. Eko mengatakan, WI terus memantau perkembangan para atlet untuk memastikan program pembinaan berjalan dengan baik. Pria yang juga salah satu pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Cirebon itu menjamin, WI akan terus berupaya mencapai target prestasi setahap demi setahap. “Usia kita sebagai cabang olahraga (cabor) yang diakui KONI Kabupaten Cirebon belum lah lama. Makanya, dalam periode pertama kepemimpinan saya ini, WI akan terus berusaha membuktikan diri dan menjaga eksistensi dengan meraih prestasi di berbagai ajang,” tuturnya, kemarin. Sebanyak 10 atlet junior dipersiapkan WI untuk menghadapi Kejuaraan Daerah (Kejurda) Wushu Jawa Barat 2015, September mendatang. Terdiri dari 6 atlet putra dan 4 atlet putri. Meski tergolong cabor baru, Eko cukup optimistis WI dengan kekuatan atlet juniornya mampu berbicara banyak di level provinsi. “Insya Allah, persiapan kita sudah dilakukan dengan baik. Lagi pula kita masih memiliki cukup waktu untuk terus mematangkan kesiapan atlet,” katanya. Berdasarkan pantauan terakhir, Eko mengungkapkan bahwa kualitas para pewushu  junior Kabupaten Cirebon terus meningkat. Skill para atlet mengalami perbaikan secara signifikan. Menurut dia, itu berkat program latihan yang tetap fokus meski di bulan Ramadan. Kendati demikian, Eko ternyata tak mudah puas. Menurut dia, skill yang meningkat tajam tidak berarti cukup untuk para petarung. Dia menjelaskan bahwa, bagi atlet sanshou tingkat kematangan skill saja belum cukup untuk menghadapi sebuah pertarungan. Lebih dari itu, keteguhan mental lebih menentukan. Nomor tarung dalam wushu bisa dibilang salah satu pertandingan cabang olahraga bela diri yang ekstrim. Meski dalam pertandingan amatir para atlet dibekali dengan seperangkat pengaman di tubuhnya, tetap saja, kontak fisik yang terjadi cukup berat. “Diatas ring keberanian menghadapi bertarung menjadi segala-galanya. Tanpa mental yang bagus, bagaimanapun baiknya teknik seorang petarung tak akan berarti apa-apa,” cetusnya. Untuk mendapatkan hasil terbaik dari program latihan maka para atlet harus memiliki cukup banyak pengalaman bertarung. Pengalaman itu bisa didapatkan melalui sebuah pertandingan uji coba dengan atlet daerah lain atau sparing dengan sesama atlet Kabupaten Cirebon. “Mungkin setelah lebaran kita akan perbanyak latih tanding,” singkat Eko. (ttr)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: