Sopir Rukun Sayur Menyerah

Sopir Rukun Sayur Menyerah

Ternyata Kabur usai Tabrakan, Akui Tak Punya SIM dan Ngantuk Berat KARANGANYAR- Ada fakta lain terkait kecelakaan maut di tol Palimanan-Kanci (Palikanci) Km 202, Desa Talun, Kabupaten Cirebon, Selasa (14/7). Kernet bus Rukun Sayur yang hari itu merangkap menjadi sopir, Sularto (40), ternyata melarikan diri sesaat setelah bus mengalami kecelakaan. Rabu (15/7) sekitar pukul 17.00 Sulatrto menyerahkan diri ke Polres Karanganyar. Warga Dusun Krangean, RT 01 RW 02 Nglebak, Tawangmangu , Kabupaten Karanganyar, ini ternyata melarikan diri karena takut dimassa usai bus yang dikendarainya mengalami kecelakaan. Dalam pemeriksaan, Sularto mengaku mengemudi bus dalam kondisi mengantuk. \"Memang sudah ngantuk. Rencananya mau istirahat setelah habis tol,\" terang Sularto. Usai kejadian itu, dia menyelamatkan diri dengan menyusuri gorong-gorong tol kemudian naik bus pulang ke rumah. “Tiba di Karanganyar sekitar pukul 11.00 (Rabu 15/7). Sempat dirawat keluarga kemudian diantar ke polres,\" terangnya. Kondisi fisik Sularto saat diperiksa cukup baik dan hanya mengalami luka ringan. Pipi kanannya lebam dan tangannya diperban. Kasatlantas Polres Karanganyar AKP Bambang Erwadi menjelaskan, dari hasi pemeriksaan awal, Sularto bukan pengemudi. Dia adalah kernet bus Rukun Sayur. Sebelum kecelakaan di tol Palikanci, Sutarjo (sopir asli) mengaku ngantuk, Sularto kemudian diminta menggantikannya. Sularto juga diketahui tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM). \"Ada sopir cadangan, tapi saat itu sopir cadangan itu tidak ikut. Sehingga Sularto yang diminta mengemudi,\" terang Kasatlantas. Usai menabrak tiang jembatan tol, Sularto menyusuri lorong tol sampai ke perkampungan. Di sana dia bertanya ke warga sekitar jalan ke terminal dan kemudian naik bus pulang ke Karanganyar. Sularto mengaku baru kali pertama mengemudi melintasi tol Palikanci sehingga tidak mengetahui medan. Sementara itu, kakak Sularto, Sukardi (45) yang juga kru P.O. Rukun Sayur mengungkapkan, sebelumnya beredar kabar Sularto ikut tewas. Tapi setelah di cek di rumah sakit, tidak ditemukan jasadnya. Ditambahkan Sukardi, Sularto atau akrab disapa Larto ini menjadi kondektur sudah sejak sepuluh tahun lalu. Dia satu tim dengan Sutarjo dan kerap menggantikan Sutarjo sebagai sopir saat menempuh perjalanan jauh. ”Setiap Lebaran memang dicarter menjemput pemudik.  Kalau sopir utama capek, dia (Larto) yang gantian mengemudi,” terang Sukardi. Sebelum kecelakaan, Sukardi sempat bertemu Larto. Kala itu, ada dua unit bus Rukun Sayur yang juga mengangkut rombongan pemudik pekerja proyek dan berangkat dari Mampang, Jakarta Selatan sekitar pukul 08.00. “Bus saya juga membawa rombongan yang sama, malahan penuh penumpang sekitar 54 orang. Sedangkan busnya Sularto paling akhir. Setelah itu sudah nggak ada kabar lagi,” terang dia. Kru Rukun Sayur lainnya, Nerick (54) menambahkan, setiap Lebaran ada sejumlah bus yang disewa untuk mengangkut penumpang dari berbagai daerah. ”Saya kemarin ngangkut dari Kediri. Setiap Lebaran pasti dicarter (sewa),” terangnya. Ditambahkan Nerick, sebelum berangkat, kondisi bus selalu dicek.”Busnya kemarin masih bagus, laik jalan. Mungkin faktor manusianya, kami tidak tahu,” katanya. (adi/wa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: