Dikira Uang Palsu
Sosialisasi Uang Baru Belum Maksimal Uang baru membuat masyarakat penasaran. Mereka tahu bila ada uang baru beredar, namun melihat apalagi memegangnya masih belum. Begitulah, walau telah diluncurkan sejak 20 Juli lalu, sebagian besar kita boleh jadi masuk “antrean” menanti kepemilikan uang baru itu. TAK aneh bila seorang pemilik warung di Jl Perjuangan, Ani Mulyani (49) heran menerima lembar uang Rp10.000 dari pembeli beberapa waktu lalu. Ani bingung, sebab uang yang dijadikan alat pembayaran itu tak seperti uang Rp10.000 yang dimilikinya dan dikenal semua orang. “Saya kira itu uang palsu. Saya tanya ini uang apa, pembeli memberitahu bila uang tersebut uang baru pecahan Rp10 ribu. Akhirnya saya berusaha percaya, walau penuh keraguan,” tuturnya kepada Radar, Kamis (5/8). Ani beralasan selain baru melihat uang Rp10.000 keluaran terbaru itu, secara fisik menurutnya uang tersebut tidak terlalu meyakinkan sebagai alat tukar yang sah, terlebih dengan tingkat peredaran yang masih jarang saat ini. “Warnanya kok terkesan luntur, pucat gitu. Malah mirip uang Rp2.000 yang baru. Tidak salah juga ketika ada yang menilai sekilas seperti uang mainan,” ujarnya. Tak hanya Ani yang masyarakat “bawah”, seorang PNS di lingkungan Pemkot Cirebon Sugino SPdI juga mengaku belum pernah melihat uang baru Rp10.000 “Kalau yang uang logam baru pecahan seribu, saya sudah pernah punya. Tapi yang Rp10 ribu baru belum. Sepertinya peredaran belum terlalu banyak di tengah masyarakat,” ucapnya. Sugino menilai sosialisasi diluncurkannya uang baru Rp10.000 dan uang logam seribu masih belum maksimal. Terdengar ada uang baru hanya saat peluncurannya saja, yang dihadiri Wapres Boediono. Sedangkan setelah itu hampir tak ada lagi pemberitahuan lanjutan tentang uang baru yang beredar. “Berbeda dengan sosialisasi teknik menghindari uang palsu dengan cara 3D, dilihat, diraba dan diterawang. Masyarakat sebagian besar mengerti tentang 3D karena memang pemberitahuan yang gencar di semua alat media komunikasi,” katanya. Belum lagi, lanjut Sugino, kini ada wacana redenominasi atau penyederhanaan dan penyetaraan uang rupiah oleh Bank Indonesia (BI). Masyarakat terlihat lebih peka pada info pemberitaan wacana tersebut, dan akhirnya lupa tentang uang baru mana yang kini telah beredar. “Tentu makin lama nanti uang baru akan segera biasa dikenal, hanya saja kalau masih ada yang mengganggap uang palsu atau heran dengan uang itu, ya lucu juga karena rakyat kita tidak kenal dengan uangnya sendiri,” tambahnya. Dimintai komentar tentang masih minimnya sosialisasi uang baru, pihak BI Cirebon tak membantah hal itu. Kasir Muda Senior BI Cirebon, Gatot Heri Susanto mengungkapkan, sosialisasi telah beredar uang Rp10.000 baru dan uang logam seribu baru akan dimaksimalkan selama bulan Ramadan nanti. “BI pusat akan mencoba meningkatkan sosialisasi kehadiran uang-uang baru lewat media massa,” tuturnya. Karena uang Rp10.000 yang sebelumnya beredar tetap berlaku, Gatot menyebutkan, pihaknya masih menyediakan uang lama tersebut, dan proses penukaran masih bisa dilakukan. Hanya saja perbandingan minat masyarakat yang cukup tinggi terhadap uang baru, menjadikan perbandingan stok antara uang Rp10.000 baru dan lama adalah 3 banding 1. “Atau bila jelang Idul Fitri nanti terlihat ada peningkatan permintaan, bisa jadi perbandingannya empat dan satu,” imbuhnya. Sementara itu Deputi PBI Sistem Pembayaran dan Managemen Intern, Marjuki Ismail menerangkan, uang Rp10 ribu baru tetap memasang gambar utama pahlawan nasional Sultan Mahmud Badaruddin II di muka, dan rumah limas Palembang di belakang, sama seperti uang Rp10 ribu sebelumnya. Sementara yang membedakan hanya warna yang ungu kebiruan. “Uang Rp10 ribu baru juga dilengkapi pengaman optical variable inc atau OVI,” katanya. Untuk desain uang logam seribu baru, sambung Marjuki, saat ini memiliki gambar utama alat musik tradisional angklung dengan latar belakang Gedung Sate. Sedangkan yang lebih dulu beredar dikenal dengan gambar kelapa sawit. “Uang logam seribu baru terbuat dari nikel,” tambahnya. (m rona anggie)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: