Gas Melon Menghilang
Agen: Bukan Langka, tapi Kekurangan KUNINGAN – Tiap Lebaran, keluhan warga terhadap kebutuhan gas elpiji (LPG) 3 kilogram atau gas melon selalu mengemuka. Ini lantaran mereka kesulitan untuk membeli gas melon tersebut di warung eceran. Sehingga terpaksa kaum ibu tidak memasak di rumah atau numpang masak di rumah tetangga. Tidak sedikit pula dari mereka yang membeli nasi beserta lauknya di rumah makan. Kelangkaan gas tersebut nyaris merata terjadi di seluruh kecamatan di Kabupaten Kuningan. Beberapa wilayah yang terpantau antara lain daerah Cimindi, Pagundan, Oleced, Sidaraja, Ciawigebang, Kadurama, Pasayangan, Sindangagung, Darma dan daerah lainnya. Kalaupun masih bisa diperoleh, harga gas tersebut mencapai Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per tabung. “Kebetulan pas Lebaran gasnya habis. Nyari di warung sudah pada habis. Terpaksa deh numpang di tetangga,” ujar salah seorang warga Kecamatan Sindangagung, Ina, kepada Radar, kemarin (20/7). Begitu pula Agit, warga Kecamatan Darma mengeluhkan hal yang sama. Dia merasa heran pemerintah tak mampu mengatasi masalah tersebut. Padahal, sudah diketahui bahwa tiap Lebaran terjadi ledakan penduduk seiring dengan banyaknya pemudik. “Mau beli gas saja susah, apalagi minta. Yang ironis, daerah yang dekat SPBE tetap terjadi kelangkaan. Nampaknya ini harus jadi perhatian serius pemerintah. Karena rakyat mau ngadu ke siapa lagi kalau bukan ke pemerintah,” ketus Agit. Ketika dikonfirmasikan, salah seorang agen gas melon yang juga sesepuh Korda Gas Kuningan, Nanang Zaenal Arifin mengakui adanya kekurangan gas. Namun dia menegaskan bukan kelangkaan, melainkan kekurangan. Sebab, pada Lebaran tahun ini Pertamina mengeluarkan kebijakan untuk menambah kuota hingga 400 persen dari biasanya. “Sebanyak 200 persen jelang puasa, dan pada Lebaran ini ada penambahan 200 persen, sampai tanggal 27 Juli. Jadi globalnya 400 persen,” terangnya. Terjadinya kesulitan gas pada H+3 Lebaran ini lebih diakibatkan distribusi yang tersendat oleh kepadatan arus lalulintas. Ditambah lagi, Minggu tidak ada jadwal distribusi lantaran termasuk hari libur. Keterlambatan pengiriman itu lah yang membuat terjadi kekurangan gas melon secara merata di Kuningan. “Besok (Selasa, red) akan ada penambahan alokasi gas 50 persen. Beberapa hari kemudian ditambah lagi 50 persen. Jadi dalam pecan ini saja ada dua kali penambahan alokasi. Ini bertujuan untuk mengatasi keluhan masyarakat akan kekurangan gas,” sebutnya. Diakui Nanang, biasanya selama sepekan pasca lebaran akan terjadi kekurangan. Itu karena pemakaian bahan bakar tersebut melonjak dari hari-hari biasanya. Meskipun ada penambahan alokasi, kekurangan dimungkinkan akan selalu terjadi. Kekurangan tersebut cenderung dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab untuk menaikkan harga seenaknya. Tak heran jika di lapangan harga gas melon mencapai Rp20 ribu per tabung, bahkan lebih. Padahal dari agen pihaknya tidak menaikkan harga sesuai HET Rp15.600. Sementara, di Kuningan ada 3 SPBE, 11 agen dan ratusan pangkalan gas. Guna mengatasi kekurangan pihak Pertamina menggelontorkan tambahan alokasi hingga 400 persen sejak Ramadan. Hanya saja, Minggu (19/7) kemarin tidak ada jadwal distribusi. Justru jadwal distribusi ditetapkan Minggu (12/7) lalu. “Mestinya Minggu kemarin itu ada distribusi. Yang tanggal 12 seharusnya dialihkan ke tanggal 19 Juli. Tapi kalau kita agen kan mengikuti aturan. Sejak awal juga kita sudah waswas kalau pasca Lebaran ada libur sehingga tidak ada distribusi. Sementara yang masak kan tidak ada liburnya,” kata Nanang. Kendati demikian, pihaknya berkeyakinan hari ini kekurangan gas akan teratasi. Sebab distribusi rutin akan terus dilakukan disamping adanya penambahan alokasi 50 persen. Kepadatan arus lalulintas pun diharapkan tidak seperti Sabtu lalu atau Senin kemarin. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: