Aneh, Stimulan Belum Juga Cair
Padahal KONI Sudah Terima Rp2,275 Miliar dari Pemkot CIREBON - KONI Kota Cirebon sudah mendapatkan anggaran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon sebesar Rp2,275 miliar. Anggaran rutin itu sudah dicairkan sejak beberapa bulan lalu. Namun, belum ada tanda-tanda KONI akan segera mencairkan dana stimulan bagi cabang olahraga (cabor) yang berada di bawah naungannya. Biasanya, dana stimulan sudah dicairkan KONI pada bulan Mei atau Juni. Dana untuk operasional sekaligus pembinaan atlet yang nantinya akan dikelola cabornya masing-masing itu diberikan setiap setahun sekali. Namun, hingga pertengahan Juli ini, KONI sepertinya belum berniat mencairkan anggaran itu. Sekretaris Umum Pengurus Cabang Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (Pengcab PGSI) Kota Cirebon, Atep Kosasih mengaku belum mendapatkan informasi mengenai nasib dana rutin dari KONI itu. Dia juga tak pernah berusaha untuk menanyakannya. “Kami tidak banyak permintaan. Tapi kami akan selalu membuktikan bahwa kami mampu berprestasi dengan baik. Semoga kami mendapatkan yang setimpal dengan perjuangan yang kami lakukan,” ujarnya, kemarin (21/7). PGSI merupakan salah satu cabor yang mendapatkan stimulant dengan nominal tertinggi selain Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Cirebon. Prestasi kedua cabor memang cukup menonjol. PGSI sendiri mendapatkan stimulant sekitar Rp19 juta pada tahun lalu. Meski dianggap kurang cukup untuk memaksimalkan pembinaan, namun Atep dan kawan-kawan langsung membuktikan dengan meraih prestasi maksimal pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jabar XII/2014. Gulat menjadi salah satu cabor paling sukses di Porda yang diturunkan Kota Cirebon setelah membawa pulang 3 medali emas, 5 perak dan 8 perunggu. Meski sudah banyak prestasi yang telah ditorehkan, Atep mengaku tak mau banyak menuntut. “Kami hanya berharap mendapatkan yang sebanding dengan usaha keras kami. Semoga itu (stimulant, red) menjadi motivasi bagi kami untuk berprestasi lebih baik lagi,” katanya. Lain gulat lain lagi dengan boling. Pengcab Persatuan Boling Indonesia (PBI) Kota Cirebon merupakan salah satu diantara cabor yang mendapatkan stimulant dalam jumlah minim, yaitu dibawah nominal Rp10 juta. Ketua Harian PBI Kota Cirebon, Saptono mengatakan, dana stimulant dari KONI tidak cukup untuk mengembangkan olahraga tersebut di Kota Cirebon. Untuk sekedar menjalankan program pembinaan, kata Saptono, PBI masih kesulitan. “Kota Cirebon tidak memiliki sarana latihan boling. Makanya, kita kesulitan mengembangikan atlet. Kita hanya bisa mengandalkan atlet-atlet senior yang itu-itu juga. Mereka bergabung dengan klub dan berlatih di Bandung,” tuturnya. Prestasi boling memang sulit diukur, sebab pada Porda tahun lalu cabor ini tak dipertandingkan. Para peboling Kota Cirebon yang ada di Bandung pun sepertinya tak banyak mengikuti kejuaraan. Namun, demikian, Saptono berharap mendapatkan kenaikan anggaran pembinaan. “Bagaimana kita bias ikut kejuaraan kalau dananya minim. Kita tidak bias pungkiri, uang memang sangat dibutuhkan dalam misi meningkatkan prestasi,” pungkasnya. Sementara itu, saat dikonfirmasinya, Ketua Umum KONI Kota Cirebon, Dr Chandra Lukita SE MM mengungkapkan bahwa stimulan untuk cabor sudah menjadi agenda KONI. Dia meminta cabor untuk tidak khawatir karena dana itu pasti akan dicairkan. \"Sebelum Ramadan sudah kita bahas terkait itu (stimulan, red). Mudah-mudahan awal Agustus bisa kita cairkan. Sebetulnya tidak ada masalah. Kita hanya mengikuti prosedur pemerintah saja,\" katanya. Dintanya soal peningkatan anggaran bagi sejumlah cabor, Chandra menjawab diplomatis. \"Soal peningkatan nanti kita bahas lebih detile saat rapat pengurus. Kan kita sudah monitoring dan evaluasi. Nanti kita bahas itu,\" pungkasnya. (ttr)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: