Ada Ancaman di Medsos, Lapor Polisi

Ada Ancaman di Medsos, Lapor Polisi

Dari Perselisihan Pemuda Desa Mandirancan dan Nanggela KUNINGAN – Pemuda dari dua desa sudah sepakat untuk berdamai, Selasa lalu (21/7). Kedua desa tersebut adalah Desa Mandirancan dengan Desa Nanggela Kecamatan Mandirancan. Namun karena ada tantangan yang dikirim oleh okum pemuda Nanggela di media sosial (medsos), akhirnya pemuda Mandirancan memilih melaporkan kasus ini ke Mapolres Kuningan. Laporan mengenai adanya tantangan berkelahi yang ditunjukkan kepada semua pemuda Mandirancan itu dilaporkan oleh Ketua Pemuda Mandirancan, Dudung Abdurahman ke Unit Tipiter Polres Kuningan, Rabu siang (22/7). Dudung yang didampingi oleh Sali Anggraeni mengambil langkah seperti itu karena demi keamanan warga Desa Mandirancan. Sebab, kata Dudung, kalau tidak mengambil langkah ini, dikhawatirkan terjadi bentrokan. Pihaknya menghindari langkah tersebut karena pemuda tersulut emosi dengan tantang di media sosial tersebut. “Dengan cara ini kami merasa aman. Kami pun sebelumnya sudah konsultasi dengan desa dan pihak Polsek Mandirancan,” ujar Dudung usai lapor ke Mapolres Kuningan, kemarin (22/7). Dudung menerangkan, awal mula kejadian perselisihan ketika Munir, warga Mandirancan tengah mengantar orang tuanya berbelanja ke minimarket menggunakan sepeda motor pada Senin sore (20/7). Pada saat itu, ada teriakan kasar dari para pemuda yang diduga asal Desa Nanggela. Teriakan itu juga tidak jelas diarahkan ke siapa. Usai mengantar orang tuanya, Munir kembali lagi bersama Agus Seblu, menemui pemuda yang meneriakkan kata kasar tadi. Mereka berdua mau menanyakan teriakan tadi diarahkan kepada siapa. Namun, kedatangan Munir dan Agus sudah ditunggui oleh pemuda yang jumlahnya puluhan. “Belum juga bertanya, mereka berdua diserang. Akibat serangan itu, keduanya memar di bagian pelipis,” aku Dudung. Mereka pun, kata Dudung, bergegegas pulang. Kejadian ini diketahui oleh para pemuda Desa Mandirancan. Mereka tidak terima ketika Munir dan Agus dikeroyok puluhan orang. Bahkan, pemuda Desa Mandirancan berencana melancarkan aksi balasan. Melihat situasi memanas ini, kata Dudung, kepala desa Mandirancan dan Polsek Mandirancan berhasil mendamaikan pemuda yang bentrok hingga dini hari. Padahal, dua desa tersebut sudah bersiap-siap melancarkan serangan. Menurut Dudung, setelah kejadian pada Senin malam itu, pada Selasa pagi (21/7) dilakukan pertemuan dari kedua belah pihak, yang disaksikan oleh pihak kepolisian. Hasilnya, dinyatakan diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargan. Tapi ternyata, usai kejadian tersebut, lanjut Dudung, tidak berselang lama, ada tantangan untuk berkelahi dari oknum pemuda Nanggela di media sosial. Melihat situasi tersebut, pihak pemuda dan desa mengambil langkah melapor ke Polres Kuningan. “Kami takut terjadi bentrok, makanya lapor. Dengan lapor seperti ini, pihak kepolisian bisa melakukan tindakan. Selain itu juga kami ingin ada efek jera sehingga tidak terjadi keributan. Malu lah, kita itu sama-sama tetangga desa,” jelasnya. Terpisah, Kades Nanggela, Nana yang dihubungi Radar mengaku, permasalahan ini sudah selesai pada hari Selasa siang. Namun ternyata ada informasi tantangan dari media sosial yang dilakukan oleh pemuda Nanggela. “Kami sendiri sekarang tengah mencari pelakunya. Tapi, bisa saja yang melakukan itu menggunakan admin palsu sehingga ingin memperkeruh suasana,” ucap Nana. “Jujur, kami dibuat repot dengan situasi ini. Untuk kondisi saat ini aman dan kami juga sudah meminta kepada para pemuda untuk tidak memperpanjang masalah,” ucapnya. Sementara itu, Kades Mandirancan, Didi Asmadi saat ini tengah menenangkan para pemuda agar tidak melakukan tindakan penyerangan. Sebab, bisa berakibat fatal apabila terjadi bentrok. “Kami terus meredam para pemuda agar tidak terjadi bentrok. Kami ingin damai karena tidak baik dengan tetangga desa bentrok, terlebih pada saat momen Lebaran,” ucap dia yang menyebutkan kejadian ini kali pertama terjadi. (mus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: