Provokator Tolikara Diciduk

Provokator Tolikara Diciduk

JAKARTA- Setelah sempat tertunda, Polda Papua resmi menetapkan tersangka insiden Tolikora, Papua, berinisial HK dan JW. Penetapan keduanya mengkonfirmasi pernyataan Polri sebelumnya, yang menyebutkan belum bisa menyentuh aktor intelektualnya. Sebab, HW dan JW merupakan orang-orang yang terlibat. Keduanya berhasil ditangkap dalam operasi penangkapan yang dipimpin langsung Kapolda Papua Irjen Yotje Mende kemarin sore (23/7). “Ditangkap jam 5 sore (waktu Indonesia Timur, red), saya pimpin langsung,” kata Yotje Mende melalui sambungan telepon. Dalam penangkapan, lanjut Yotje, keduanya bersikap kooperatif. “Tidak melakukan perlawanan,” imbuhnya. Dari kediaman kedua pelaku, tadi malam polisi langsung menggelandang kedua tersangka itu ke Wamena. Rencananya, pagi ini keduanya baru akan diboyong ke Jayapura guna menjalani pemeriksaan lanjutan di Polda Papua. Yotje menjelaskan, kedua tersangka sebagai provokator. Saat peristiwa terjadi, keduanya yang menyuruh massa untuk melakukan penyerangan terhadap jamaah yang tengah melaksanakan Salat Id. Tpi, hal itu baru dugaan sementara. Nanti penyidik polda Papua akan melakukan pemeriksaan sebagai tersangka guna pengembangan. “Perlu pemeriksaan intensif terhadap tersangka, kenapa sampai ada niatan penyerangan,” imbuh sosok yang ikut daftar capim KPK tersebut. Yotje juga tidak menutup kemungkinan, jika dalam proses penyelidikan selanjutnya ditemukan tersangka tambahan. Apalagi, Rabu lalu Kapolri sempat menyebut ada empat orang calon tersangka. Hingga kemarin sendiri, sudah ada 50 orang yang dimintai keterangan oleh penyidik. Sementara itu, dugaan baru terkait motif penyerangan terhadap jamaah Salat Id di Tolikara kembali menyeruak. Insiden berbau SARA itu disinyalir syarat kepentingan pihak-pihak tertentu. Salah satunya adalah untuk menguasai energi yang melimpah di Papua. Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Sutiyoso meng­akui, ada pihak ketiga yang mengincar pendapatan energi di Papua. “Papua yang kita tak tahu kekayaan di dalamnya, sementara yang lain bisa men­deteksi lewat satelit,” kata man­tan ketua PKPI itu di rumah dinasnya di Jakarta (23/7). Dia mengendus, pihak itu sengaja membuat Indonesia terus berkelahi. Sebab, untuk memanfaatkan Sumber Daya Alam (SDA) yang ada, diperlukan kekompakkan. “Jadi jangan berkelahi karena perbedaan,” imbuh pria yang akrab disapa Bang Yos tersebut. Sayangnya Bang Yos tidak mau menyebutkan, siapa pihak ketiga yang dia maksud. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tidak bisa menyebutkannya, apakah datang dari pihak asing atau bukan. Sebab, dia menilai hal itu sangat sensitif. Sementara itu, memanasnya kondisi di Papua belum membuat TNI menambah pasukan keamanan. Panglima TNI, Gatot Nurmantyo mengatakan jumlah prajurit saat ini masih cukup. “Kondisi di sana aman dan kondusif,” kata mantan Kepala Staf Angkatan Darat tersebut. (far)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: