Pemkab Dapat Teror ”Murahan”
Dikabarkan Pendopo Terbakar, Pegawai Setda Berhamburan KUNINGAN- Kejadian menghebohkan terjadi kemarin (24/7) sekitar pukul 10.30. Dua unit mobil Damkar tiba-tiba masuk ke halaman Kantor Setda Kuningan. Kontan saja, semua pegawai PNS yang ada di lingkungan Setda berhamburan keluar karena ada suara sirine yang dibunyikan oleh mobil Damkar sebagai tanda kebakaran. Layaknya akan memadamkan kebakaran, dua regu Damkar pun sudah siap untuk memadamkan api. Namun ketika tiba ke halaman Setda, justru tidak ada kebakaran. Kondisi di lingkungan Setda aman dan laporan mengenai dapur rumdin bupati terbakar, ternyata kabar hoax alias bohong. Kejadian ini sangat menggelitik sehingga kehadiran mobil Damkar menjadi tontonan pegawai. Tak lama berselang, setelah mendapat laporan tidak ada kebakaran, para petugas Damkar pulang dengan memendam kekesalan. “Kami datang ke Setda karena ada laporan kebakaran dapur rumdin bupati pukul 10.10. Penelepon mengaku sebagai suami Ibu Novi, laporan diterima petugas jaga Nunu Nugraha. Mendapat laporan seperti itu, kami langsung meluncur karena takut benar-benar terjadi. Namun ternyata kami tertipu,” ucap Kepala UPTD Damkar Kuningan, Bambang Hernaedi, kemarin (24/5). Menurut dia, laporan seperti ini merupakan kesekian kalinya. Bahkan, setelah kejadian menghebohkan itu, sekitar pukul 13.11, kembali ada laporan terjadi kebakaran di Jalan Otista. Petugas Damkar pun kembali meluncur. Namun, lagi-lagi tidak ada kebakaran. Setelah beberapa kali tertipu, Damkar mengganti pesawat telepon yang bisa mendeteksi nomor telepon yang masuk. Ternyata, nomor yang tercatat pada layar adalah (022) 4271320. Pada saat penelepon kedua mengabarkan kejadian kebakaran, di kantor UPTD Damkar ada Kabag Umum Setda Kuningan, U Kusmana SSos bersama Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kuningan, Agus Mauludin SE. Mereka datang untuk meminta keterangan mengenai laporan kebakaran di rumdin bupati. Pada saat ini, pencatat nomor yang masuk pun mereka bertiga. Karena teror ini dinilai meresakan dan sudah mengganggu, ketiga orang itu bergegas ke Kantor Telkom Kuningan untuk melacak nomor tersebut. Sebab, diduga kuat penelepon itu kemungkinan orang yang sama. “Kami ada perintah dari ibu bupati untuk menuntaskan masalah ini karena tidak bisa dibiarkan. Apalagi sudah menyangkut ke gedung pemerintahan dan di dalam gedung tersebut ada bupati,” ucap Kusmana kepada Radar di kantor Telkom Kuningan. Mengenai ada nama pelaku yang mengaku sebagai suami Novi, salah satu staf di lingkungan Setda yang kebetulan tengah bermasalah, pihaknya tidak mau berkomentar. “Biaralah pihak berwajib yang menyelidiki kasus ini,” ujarnya. Namun yang pasti, lanjut dia, laporan itu membuat kondisi di Setda yang semula aman menjadi tegang. Untungnya, rasa tegang pegawai tidak berlarut-larut sehingga kembali bekerja seperti semula. Sementara itu, pada saat lapor ke Kantor Telkom, tampak ada Dandim 0615/Kuningan, Letkol Czi Dindin Kamaludin SIP dan juga intel dari Polres Kuningan. Dandim menyebut, teror seperti ini merupakan teror murahan yang ingin mengacaukan Kuningan. Tapi, pihaknya menanggapi santai dan yakin pelaku bisa tertangkap. “Jangan resah, seperti biasa saja, ini cuma tes case dan juga bisa jadi pengalihan isu. Saya sempat heran dengan adanya teror seperti ini. Kok tidak bom sekalian. Ini teror murahan dan sudah ketebak arahnya. Sebab, ditujukan langsung ke tujuan teror. Tapi memang, peneror cukup lihai dan bukan orang sembarangan. Sebagai bukti, mereka tidak mudah dilacak meski nomor yang masuk ke Damkar menggunakan telepon rumah,” ucap Dindin. Di tempat yang sama, Kepala Kantor Daerah Telkom (Kandatel) Kuningan, Agun Sofii sudah melacak nomor yang diberikan oleh pihak Pemda dengan bantuan Kantor Bandung. Pasalnya, di Telkom Kuningan tidak terdeteksi nomor tersebut. Ternyata, kata dia, nomor (022) 4271xxx tersebut merupakan nomor pelanggan yang dijual oleh Grapika yang merupakan mitra Telkom. Meski nomor itu muncul di layar, lanjutnya, sebenarnya untuk menelepon, mereka menggunakan sambungan 12077 dan ada 100 sambungan yang bisa digunakan untuk menelepon ke nomor yang diinginkan. Dengan kondisi ini, pihaknya sulit melacak nomor tersebut. “Kami pasti membantu. Sederhananya, untuk menerangkan nomor telepon pelaku adalah ketika kita menghubungi dari pesawat telepon di kamar hotel, pasti menggunakan kode. Nah, yang dilakukan penelepon seperti itu sehingga tidak mudah langsung dilacak,” ucapnya. (mus)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: