Tadi Malam 6 Orang Tewas di Tol Cipali

Tadi Malam 6 Orang Tewas di Tol Cipali

MAJALENGKA- Tol Cipali kembali merenggut korban jiwa. Jumat malam (24/7) sekitar pukul 23.35, enam orang dilaporkan tewas setelah mengalami kecelakaan di KM 166 Majalengka. Para korban disebut-sebut satu keluarga asal Malang, Jawa Timur yang hendak kembali ke Jakarta. Mobil Innova nopol B 1805 EKX yang dinaiki para korban diduga masuk ke jalur berlawanan dan bertabrakan dengan Bus Setia Negara nopol E 7607 YC yang melaju dari Jakarta. Selain korban tewas, ada beberapa korban yang terluka dan dilarikan ke rumah sakit. Kasat Lantas Polres Majalengka AKP Rezkhy Satya Dewanto membenarkan kejadian itu. Dikatakan, peristiwa maut tersebut bermula ketika mobil Innova yang membawa 8 penumpang meluncur dari arah Cirebon menuju Jakarta. Di KM 166 mobil mendadak oleng ke kanan jalan hingga menerobos dan menabrak pembatas jalan. Secara bersamaan bus Setia Negara dari arah Jakarta menuju Cirebon muncul dan tabrakan pun tidak terhindari. “Diduga sopir Innova ngantuk sehingga oleng ke kanan jalan sampai menabrak pembatas tepat di bawah fly over. Dari arah berlawanan muncul bus. Di dalam bus tersebut tidak ada penumpang karena hanya sopir saja,” jelasnya. Menurut Rezkhy, saat kejadian Innova warna silver itu terpental sejauh 40 meter. Data sementara yang dihimpun pihak kepolisian korban tewas di lokasi yakni sopir Innova bernama Tri Wahyono (34) bersama istrinya Ipat Fatimah (32). “Evakuasi membutuhkan waktu cukup lama karena tubuh korban tergencet. Sementara kondisi sopir bus hanya luka ringan dan kami amankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut,” tandasnya. Saat dikonfirmasi, petugas IGD RSUD Arjawinangun, Irwanto mengatakan sekitar pukul 01.15 pihaknya menerima kiriman korban lakalantas di tol Cipali. Para korban ini sebe­­lumnya berada di RSUD Ci­deres Majalengka, tapi ke­­mudian dipindahkan ke RSUD Arjawinangun. Menu­rut Ir­wanto, saat dikirim ke IGD Arja­winangun kondisi ke­enam­nya sudah meninggal dunia. Masih Padat, Cirebon Ikut Macet Sementara itu, kemacetan parah terjadi di sepanjang Jl Brigjend Dharsono by pass Kota Cirebon, kemarin. Kendaraan roda empat dan roda dua mengular dari lampu merah Jl Pemuda hingga perempatan lampu merah Kalitanjung. Kemacetan parah ini karena adanya penumpukan kendaraan arus balik Lebaran. Salah seoranng pemudik, Hendi, yang hendak ke Jakarta, mengatakan kemacetan mem­buat mesin mobilnya mengalami kepanasan. Akibatnya, mobil mogok di Jl Brigjen Dharsono Bypass. “Mesin mobil saya panas, jadinya mogok. Biasanya hampir setiap tahun saya melewati jalur ini gak pernah macet, kenapa sekarang kok macet,” ujar Hendi saat ditemui Radar di salah satu warung musiman. Hendi bersama istri dan kedua anaknya berangkat dari Cirebon menuju Jakarta. Setiap tahun, khususnya pada libur lebaran Hendi selalu pulang ke Cirebon untuk berkumpul dengan sanak saudara. “Tiap tahun selalu pulang. Sengaja lewat jalur pantura, gak lewat tol, taunya sama macet juga,” keluhnya. Kemacetan yang terjadi tak hanya dirasakan para pemudik, pengguna jalan yang merupakan warga lokal Cirebon mau tak mau ikut merasakan kemacetan. “Iya nih macet terus, puter baliknya jauh,” ujar Iwan, salah satu pengguna jalan. Sementara itu, kemacetan ternyata menjadi berkah tersendiri bagi para pedagang musiman di sepanjang Jl Brigjend Dharsono Bypass. Murni, misalnya. Pedagang soto dan es campur tersebut mulai berjualan sejak H+1 lebaran. “Macet jadi banyak yang mampir makan di warung saya,” katanya. Dia menambahkan, kema­cetan mendatangkan rezeki tersendiri. Meski usaha musiman yang dijalankan hanya beberapa hari, namun keuntungan yang didapat lumayan besar. “Hari ini saja sudah mengantongi untung lima ratus ribu,” bebernya. (ono/bae/dri/mik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: