Biaya Operasional Sawah Bengkak
Atasi Gagal Panen, Dua Hari Sudah Habis Rp7 Juta TUKDANA- Kekeringan yang masih terus melanda areal persawahan di Desa Cangko, Kecamatan Tukdana, membuat petani melakukan segala cara agar sawahnya tetap bisa dipanen. Berupaya menghindari gagal panen di musim tanam gaduh, petani terpaksa menggunakan pompa air. “Kami menggunakan kerjasama dengan pihak ketiga untuk pompa air, tapi biayanya besar dan dalam dua hari sudah habis Rp7 juta,” ujar Raksabumi Desa Cangko, Badrun, kepada Radar, Senin (27/7). Dijelaskan dia, upaya menggunakan pihak ketiga untuk mengairi sawah sudah menjadi keputusan pemerintah desa. Pemdes mencoba merespons keluhan petani karena lahan mereka kritis dan sudah retak-retak. Pemdes membantu petani dengan memberikan dana talangan untuk pembayaran jasa pihak ketiga. Nantinya petani akan membayar dana talangan ini setelah panen. Namun, upaya ini ternyata tidak bejalan optimal. Sejumlah areal persawahan justru tak mendapat pasokan air secara optimal dan tanahnya mulai retak-retak. “Kami masih menggunakan dana talangan dari desa untuk proyek pengairan sawah, nggak tahu kalau sampai panen habis berapa untuk biaya pengairan karena kami belum menghitung,” tuturnya. Pantauan Radar, arel pesawahan di Desa Cangko memang sudah terlihat retak di beberapa bagian. Tanah sawah yang retak lokasinya tak terjangkau aliran air. Menurut keterangan beberapa petani, sawah mulai kekeringan sejak dua pekan yang lalu. (oni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: