Berjalan Lebih 1 Km Demi Air Bersih
MAJALENGKA - Musim kemarau saat ini mulai menimbulkan kekeringan. Masyarakat di sejumlah daerah sudah kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan rumah tangga, akibat sumur-sumur di rumah dan lingkungan mereka sudah tidak lagi mengeluarkan air. Seperti yang terjadi di Merkarjaya Kecamatan Kertajati, sudah hampir tiga bulan warga kesulitan mendapatkan air bersih. Bahkan, warga terpaksa berjalan ratusan meter guna meminta air ke tetangga mereka di blok berbeda. Bahkan ada yang mencari air lebih dari satu kilometer ke sebuah sumur di daerah perkebunan. Warga mengangkut air dengan ember, kemudian dibawa untuk persediaan keperluan rumah tangga dan keperluan MCK di rumah warga masing-masing. Salah seorang warga, Titik menuturkan jika dalam sehari mereka bolak-balik ke sumur tersebut sebanyak lima kali. Kegiatan itu mereka lakukan waktu subuh, pagi hari, dan sore hari menjelang senja. Warga yang mempunyai sepeda motor, aktivitas tersebut mungkin tidak terlalu memberatkan dan hanya perlu modal bensin. Namun bagi warga yang tidak memiliki kendaraan, aktivitas itu sangat memberatkan karena mesti berjalan ratusan meter dengan membawa beban berat. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah ibu rumah tangga, yang ditemui berbaris menenteng ember dan jeriken di pematang sawah menuju ke tempat sumur umum. Mereka lakukan aktivitas itu setiap hari, demi memenuhi kebutuhan air bagi keperluan MCK dan rumah tangga mereka. Mereka sengaja berjalan berbarengan untuk mengalihkan konsentrasi beratnya beban yang mereka bawa di dalam ember dan jeriken yang penuh dengan air. “Biasanya kita panggul ini rame-rame dari rumah, biar nggak cepat capek karena banyak temannya,” ujar Siti, ibu rumah tangga lainnya. Menurutnya air tersebut hanya digunakan untuk keperluan mandi dan MCK, sedangkan untuk keperluan memasak dan minum mereka beli air ke pedagang galon isi ulang. Sebab air sumur yang mereka angkut tersebut kondisinya memang kurang higienis untuk dikonsumsi. Tetapi dengan membeli air isi ulang, otomatis mesti mengeluarkan kocek tambahan. Sehingga warga dengan kondisi ekonomi terbatas terpaksa memilih menggunakan air sumur yang mereka angkut untuk keperluan masak dan minum, tapi mesti diendapkan dulu di ember penampungan selama semalaman. (azs)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: