”Kuningan Tidak Kondusif”
Jika Peristiwa Penculikan Benar Adanya KUNINGAN – Kasus penculikan yang menimpa Ketua GN GakHam, Edi Junaedi beberapa hari lalu, menurut banyak pihak tidak boleh dibiarkan. Pihak kepolisian diminta untuk segera mengambil langkah untuk mengusutnya. Sebab, melalui kejadian itu, bisa menjadi indikator Kuningan tidak kondusif. Hal ini diungkapkan Ketua Barisan Rakyat Kuningan (Barak), Nana Rusdiana. Menurut dia, kasus yang menimpa Edi sudah masuk ranah hukum sehingga tak boleh dibiarkan. Sebab, jika kejadinnya betul adanya, maka bisa menjadi preseden buruk bagi para aktivis. “Kalau betul terjadi, maka menjadi bagian seperti yang terjadi di era orde baru. Dengan kata lain, kembali ke orde baru. Sudah barang tentu bakal menjadi preseden buruk bagi para aktivis,” tandasnya, kemarin (3/8). Dalam melakukan pengusutan terhadap apa yang menimpa Edi, menurut Nana, tidak memerlukan laporan pengaduan. Sebab, itu bagian dari program 100 hari pertama Kapolri di mana salah satunya cepat tanggap. “Kan ada 11 program 100 hari pertama Kapolri. Salah satunya Quick Wins atau cepat tanggap, yang saya yakin bukan hanya sekadar slogan. Jadi tidak perlu laporan dalam melakukan pengusutannya,” kata Nana. Selain itu, terdapat pula satu program 100 hari Kapolri terkait perlindungan masyarakat yakni keamanan dan ketertiban. Menurutnya, ini menyangkut stabilitas dan kondusivitas Kabupaten Kuningan. Sehingga tidak ada alasan bagi kepolisian untuk tidak segera mengusut tuntas dan membuktikan kebenaran dari pernyataan Edi. “Karena kalau begitu, berarti Kuningan tidak kondusif. Bahaya kalau Kuningan seperti ini. Perlu diusut apakah betul terjadi penculikan atau sekadar sebuah rekayasa. Karena pengalaman kami, tidak pernah tuh di Kuningan seperti itu. Kami anggap Kuningan cukup kondusif,” ucapnya. Sementara, pada pertemuan kedua Gerakan Satu Kuningan (Gasak) di kediaman Manaf Suharnaf, Minggu (2/8), Nana termasuk salah satu yang tidak hadir. Dia beralasan pada hari tersebut dirinya bentrok dengan kegiatan organisasinya. Namun Nana mengkonfirmasikan ketidakhadirannya itu ke Manaf selaku tuan rumah. “Kebetulan berbarengan dengan kegiatan organisasi, jadi saya konfirmasikan ke Pak Manaf bahwa pada pertemuan itu tidak bisa menghadiri,” ujarnya. Apakah Barak menarik diri? Nana mengatakan masih perlu ada informasi lebih lanjut terkait Gasak. Hasil pertemuan kedua tersebut, belum diketahuinya. Format struktur serta misi visi organisasi pun masih memerlukan komunikasi lebih lanjut. “Saya sebagai ketua Barak berharap, dengan terbentuknya wadah Gasak bisa menjadi spirit perjuangan dalam menyejahterakan masyarakat dan mewujudkan Kuningan lebih baik dan maju sesuai koridor atau aturan,” ungkapnya. Selain itu, diharapkan Gasak dapat mengawal pemerintah dalam mengimplementasikan sesuai visi misi Kuningan MAS. Kemudian mampu menjalankan fungsi sosial kontrol atau pengawasan terhadap kebijakan publik. (ded)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: