Selidiki Kemungkinan Keterlibatan Petugas
Terkait Penghuni Lapas Punya HP dan Jadi Pengendali Narkoba CIREBON- Ahmad Sofyan Hadi atau SF membuat Lapas Khusus Narkotika (Lapasustik) Gintung, Cirebon, menjadi heboh. SF yang dijemput Mabes Polri, Senin (3/8) karena terlibat narkoba, ternyata memiliki handphone (HP) dan disimpan di toilet lapas. Dari kejadian itu, pihak lapas pun memperketat pengawasan dan menyelidiki kemungkinan melibatkan petugas lapas. Kepala Lapasustik Gintung, Heni Yuwono, mengatakan tidak menutup kemungkinan ada keterlibatan petugas lapas dalam penyelundupan barang-barang untuk narapidana. Namun, hingga saat ini, pihaknya masih mencoba mengembangkan kemungkinan tersebut. \"Soal itu (keterlibatan petugas, red) masih pengembangan. Tidak menutup kemungkinan hal itu bisa terjadi,\" ujarnya, kemarin (4/8). Dijelaskannya, ada beberapa kemungkinan barang-barang itu diselundupkan pada narapidana. Pertama, bisa melalui truk yang membawa bahan makanan untuk narapidana. Kedua, bisa melalui truk pengangkut sampah, dan yang terakhir melalui pengunjung. Adanya penemuan HP milik SF pun diakui Heni membuat pihak lapas memperketat pengawasan, khususnya penggeledahan pada pengunjung yang datang. \"Untuk saat ini penggeledahan memang sudah kita lakukan setiap hari pada setiap pengunjung, tapi akan kita perketat lagi,\" ujarnya. Selain itu, Lapasustik Gintung pun akan melakukan penambahan Closed Circuit Television (CCTV) yang saat ini hanya sebanyak 12 unit. Karena idealnya, Lapasustik Gintung sendiri memiliki 20 unit. \"Selain itu juga nanti kita akan coba lakukan pengadaan metal detector. Karena ini untuk mendeteksi barang-barang yang diselundupkan di tempat yang tak seharusnya. Kita kan tidak mungkin menelanjangi pengunjung, sehingga dengan metal detector ini kita bisa mendeteksi dari luar. Karena ada tiga pintu, ya setidaknya kita memiliki 5 metal detector atau lebih, agar pengawasan bisa lebih maksimal,\" lanjutnya. Hingga saat ini penambahan sejumlah alat penunjang pengawasan itu sedang diajukan ke kementerian hukum dan HAM. Termasuk juga penambahan petugas penjaga mengingat saat ini jumlahnya sangat jauh dari cukup. Heni mengatakan, saat ini jumlah petugas jaga hanya 7 orang, sementara narapidana yang ada di Lapasustik lebih dari 810 orang dan kemungkinan akan terus bertambah. \"Idealnya itu 1 orang berbanding 25 narapidana. Jadi memang jumlahnya sangat tidak ideal. Saat ini hanya ada 7 orang. Jadi satu orang mengawasi hampir 125 narapidana. Tapi ya walaupun begitu, ini bukan hambatan. Kita coba kerahkan tenaga semaksimal mungkin dan rutin melakukan penggeledahan,\" jelasnya lagi. Kurangnya petugas dan alat-alat penunjang pengawasan ini pun diakui Heni sudah dilaporkan ke kantor wilayah. Untuk kemudian ditindaklanjuti ke pemerintah pusat. \"Yang jelas untuk saat ini pengawasan pada narapidana terus kita lakukan. Kita upayakan agar tidak ada barang-barang yang tidak seharusnya dimiliki napi tetap beredar,\" tegasnya. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: