Kuwu dan Petani Luruk PJT II Patrol
Tuntut Pengembalian Jadwal Gilir Air ke Sistem Lama PATROL– Puluhan petani bersama sejumlah kuwu asal Kecamatan Anjatan, Selasa (4/8) meluruk kantor Seksi Pengairan Perusahaan Jasa Tirta (PJT) II Patrol. Kedatangan mereka menuntut jadwal giliran air agar dikembalikan seperti semula. Seperti diketahui, Seksi Pengairan Patrol, belum lama ini telah merubah jadwal giliran air dengan sistem penggelontoran per saluran sekunder. Namun, bagi petani dan kuwu di wilayah Kecamatan Anjatan, sistem tersebut berjalan tidak efektif. Selain itu, mereka mengaku tidak tahu ada perubahan jadwal, karena tidak adanya sosialisasi. Kuwu Desa Anjatan Utara, Asmono SPd mengatakan, sistem penggelontoran per saluran sekunder dianggap tidak efektif, karena memakan waktu lama, sehingga petani harus menunggu. Sedangkan, lahan sawahnya harus segera teraliri. “Persoalannya, wilayah Kecamatan Anjatan sudah pada tanam tapi airnya tidak ada. Untuk mendapatkannya, petani menunggu lama. Kenyatannya sampai sekarang air belum juga digelontorkan. Kami menuntut pihak seksi pengairan segera mengubah atau mengembalikan jadwal giliran air dari Penggelontoran per SS ke saluran irigasi pada sejumlah wilayah kecamatan,” beber Asmono, kepada Radar, Selasa (4/8). Menurut Asmono, pihak Seksi Pengairan terkesan melemparkan kesalahan kepada petani dan tidak mau disalahkan. “Memang masalah kekeringan tidak terlepas dari faktor cuaca. Namun, bila jadwal giliran teratur dan dikawal dengan baik, kami yakin kondisinya tidak seperti ini,” ungkapnya. Dari 13 desa di Kecamatan Anjatan, kata dia, sebanyak tujuh desa yang kondisi kekeringannya paling parah. Di wilayah itu semuanya sudah pada tanam, namun tidak ada air. “Sekitar 3.500 hektare yang kekeringan. Jika terus kering, Kami khawatir, tanaman padi akan mati dan gagal panen,” jelasnya. Kuwu Desa Kopyah, Munajat mengatakan, di desanya sudah melakukan tanam. Untuk usia tanaman padi antara satu minggu hingga satu bulan. Pihaknya berharap, seksi pengairan Patrol segera menggelontorkan air agar tanaman padi bisa diselamatkan. Aksi puluhan petani dan kuwu di kantor Seksi Pengairan Patrol, dijaga ketat petugas kepolisian dan TNI. Kapolsek Patrol Kompol Ginting Sumantri bersama Danramil Kapten Inf Jumhuri, juga terjun langsung. Para kuwu dan perwakilan petani kemudian menemui Kepala Seksi Pengairan Patrol, Ir Dodi Suryanto. Menanggapi tuntutan petani dan Dodi Suryanto mengatakan, pihaknya belum bisa mengubah kembali jadwal giliran air. Menurutnya, untuk merubah pihaknya harus berkoordinasi dengan muspika di wilayah kerjanya. “Kami khawatir petani di wilayah lain nantinya akan bergejolak. Sistem penggelontoran per SS, sudah disepakati oleh muspika. Jadi kalau mau diubah ya harus dikoordinasikan lagi. Sistem tersebut sebenarnya sudah bagus, karena kalau tidak digelontorkan melalui SS, air tidak mencukupi untuk menjangkau keseluruhan secara bersamaan. Kuota air yang ada saat ini ada sebanyak 12 meter kubik/detik. Sedangkan target kita mengaliri areal persawahan sekitar 35 ribu hektare. Ini Masalahnya, dan kami berharap agara bisa dipahami dan dimengerti,” kata Dodi. (kom)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: